Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyadari cadangan energi migas sudah semakin terbatas. Di sisi lain, penggunaan migas juga menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Maka tidak heran jika Pertamina saat ini mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Apalagi pengembangan EBT semakin kuat baik di tingkat nasional maupun internasional.
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik bilang, ada proyeksi pembangkit surya dan angin yang akan mendominasi masa depan penyediaan energi. Bahkan berbagai media menyimpulkan adanya dana sebesar US$ 7 miliar untuk pengembangan pembangkit surya dan angin mulai dari 2017 sampai 2040.
Demi membuktikan hal tersebut, Massa secara pribadi bertemu dengan CEO Oil and Gas Company di Eropa, Asia, dan Amerika. Massa bahkan menyebut Saudi Aramco yang memiliki cadangan minyak cukup besar telah melakukan riset sejak 10 tahun lalu.
"Maka Pertamina tidak boleh tinggal diam. Kami juga sudah jalankan energi renewable dalam hal ini adalah energi panas bumi. Baru-baru ini kami tambah kapasitas terpasang sebesar 55 MW dengan on stream Ulubelu unit 4. Sekarang kapasitas terpasang 587 MW, ini jadi bagian dari konsentrasi kami," jelas Massa, Selasa (12/12).
Di tambah lagi potensi panas bumi saat ini sudah mencapai 29 GW tapi baru terealisasi 2 GW. "Jadi masih sekitar 10% kurangnya," imbuhnya.
Selain panas bumi, Pertamina juga akan mengembangkan solar cell, angin, green diesel bahkan bisnis baterai (kapasitas EBT). Dengan begitu diharapkan bisa meningkatkan kapabilitas dalam energi baru terbarukan agar setara dengan pemain lain.
"Penting bagi kami kerja sama dengan para pemain existing agar akselerasi, penting bagi kami kuasai energi baru terbarukan yang disadari punya peran vital di bisnis ini. Untuk mengejar ketertinggalan itu kami tidak mungkin mulai dari nol, makanya kami berminat melakukan partnership atau berinvestasi di perusahaan yang sudah memiliki atau sudah kembangkan teknologi EBT lebih dulu," ungkap Massa.
Massa bilang saat ini sudah ada satu proyek yang tengah dilakukan studi bersama. Massa menargetkan satu proyek ini sudah bisa berjalan. "Mudah-mudahan kuartal I tahun 2018 kami udah bisa umumkan," jelas Massa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News