Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan kesiapan untuk menyerap produksi minyak dari ribuan sumur rakyat mulai 1 Agustus 2025.
Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial PHE Edi Karyanto mengungkapkan, pihaknya siap membeli minyak dari sumur-sumur rakyat yang telah teridentifikasi oleh tim gabungan pemerintah. Bahkan, ia menyebut langkah ini sebagai peluang yang menguntungkan bagi Pertamina.
"Ya itu sebenarnya kalau sumur rakyat ini kan ada, kemarin kan ada diskusi tim gabungan ya. Tim gabungan nanti kalau sudah mengidentifikasi sumurnya, kami siap karena kami malah senang kok bisa menerima itu," kata Edi dalam Energi Mineral Festival 2025 di Jakarta, Rabu (30/7).
Adapun harga pembelian ditetapkan sebesar 70% dari Indonesia Crude Price (ICP). Menurut Edi, skema ini menjadi solusi saling menguntungkan (win-win solution) bagi Pertamina dan para penambang rakyat.
Baca Juga: Bos SKK Migas Ungkap Potensi 100 Ribu Barel Minyak dari Sumur Minyak Rakyat
"Ya win-win solution kan, karena kita juga bisa mereview fiscal term dan sebagainya gitu," tambahnya.
Berdasarkan catatan Kontan, Pemerintah menargetkan bisa mengaktifkan kembali antara 20.000 hingga 30.000 sumur minyak rakyat tahun ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, mayoritas sumur tersebut berada di wilayah Sumatera, terutama di Sumatera Selatan, Jambi, dan Aceh, serta sebagian di Jawa Tengah.
“(Ada di) Sumatera, Sumatera Selatan, Jambi, banyak juga di Sumut, kemudian di Jawa Tengah,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (29/07).
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menambahkan, jika setiap sumur mampu memproduksi 1–3 barel per hari, maka potensi tambahan produksi nasional bisa mencapai 60.000 hingga 100.000 barel per hari (bph).
“"Itu kalau dikali tiga (barel per hari)sudah 90.000 bph, kalau dua barel (per sumur) sudah 60.000 bph. Satu barel saja, ada lagi (tambahan) 30.000 (bph)," jelasnya.
Djoko menyebut sebagian besar sumur rakyat berada di wilayah kerja (WK) milik Pertamina. Hal ini memudahkan proses integrasi ke dalam skema lifting nasional karena Pertamina merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terbesar di Tanah Air.
Baca Juga: Bahlil: Koperasi Merah Putih Tak Bisa Kelola Sumur Minyak Rakyat, Ini Alasannya
Selanjutnya: Cara Menghitung Harga Emas dengan Mudah Menggunakan Kalkulator dan Rumus
Menarik Dibaca: Resep Donat Kampung ala Willgoz yang Simple,Rasanya Ngampung Banget
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News