Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, PT Pertamina Persero takut mengalami kerugian bila proyek alat pengendali BBM bersubsidi, radio frequency identification (RFID), batal diberlakukan.
Saat ini, Dahlan meminta Deputi Strategis dan Manufaktur Kementerian BUMN Dwijanti Tjahjaningsih untuk mengklarifikasi ke pejabat eselon 1 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait hal tersebut.
"Saya minta beliau klarifikasi ke ESDM. Proyek RFID-nya jalan atau tidak. Ini juga terkait rencana penggunaan kartu untuk membeli BBM bersubsidi. Jadi kartu itu murni untuk pembayaran atau malah hak untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Kalau RFID tidak jalan, Pertamina akan takut kalau tidak jadi, takut rugi," kata Dahlan selepas Rapat Pimpinan BUMN di kantor Bank Mandiri Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Ia mengharapkan kartu tersebut murni untuk pembayaran pembelian BBM bersubsidi dan bukan sebagai hak untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Sebab, sepengetahuan Dahlan, bila kendaraan sudah dipasang RFID maka kendaraan tersebut tidak boleh memakai BBM bersubsidi. Dengan kartu tersebut, berarti kendaraan ini malah bisa membeli BBM bersubsidi.
"Makanya saya mau klarifikasi, kartu ini untuk apa. Apakah RFID nanti jadi dilaksanakan atau tidak. Sebab kalau RFID jadi dipasang, maka kendaraan tersebut tidak bisa membeli BBM bersubsidi. Ini yang berlaku yang mana?" tambahnya.
Sekadar catatan, Kementerian ESDM memang mewacanakan transaksi pembelian BBM nantinya menggunakan kartu, baik kartu debit ataupun kartu uang elektronik (e-money). Namun, sejauh ini belum ada kesepakatan antara pihak bank penerbit dengan Kementerian ESDM. Bahkan Bank Indonesia (BI) pun belum menerima laporan rencana tersebut, meski Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) sudah marak digunakan oleh perbankan atau merchant.
Pertamina sendiri telah melakukan tender untuk proyek RFID tersebut. Tender ini dimenangkan oleh PT Inti, anak perusahaan BUMN terkait produksi alat tersebut. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News