kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina targetkan konsumsi Pertamax dua kali Premium di tahun 2024


Senin, 05 Oktober 2020 / 17:05 WIB
Pertamina targetkan konsumsi Pertamax dua kali Premium di tahun 2024
ILUSTRASI. Pertamina memperkirakan penggunaan BBM jenis Pertamax akan dua kali lipat lebih tinggi dibanding Premium.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) memproyeksikan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium akan semakin terkikis dalam beberapa tahun ke depan. Pada tahun 2024, Pertamina memperkirakan penggunaan BBM jenis Pertamax akan meningkat dan dua kali lipat lebih tinggi dibanding Premium.

CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid memastikan, pihaknya akan menyalurkan Premium sebagai BBM jenis penugasan sesuai dengan volume yang ditugaskan pemerintah. Namun pada saat yang bersamaan, pihaknya juga bakal mendorong penggunaan BBM dengan RON yang lebih ramah lingkungan sesuai Permen KLHK No. 20 Tahun 2018.

"Kami menyikapi regulasi yang ada, baik dari KLHK dan pihak-pihak lain pecinta lingkungan segala macam. Kami berupaya tetap compply dengan regulasi, melalui pola-pola marketing penyaluran premium tepat sasaran," ungkap Mas'ud dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI yang digelar Senin (5/10).

Baca Juga: Agar program strategis bisa berjalan dengan baik, Pertamina gandeng KPK

Mas'ud membeberkan, pada Januari 2019 lalu, total penyaluran BBM jenis gasoline mencapai 92.000 Kiloliter (KL) per hari. Terdiri dari 49.600 KL Pertalite, 31.600 KL Premium, 10.300 KL Pertamax dan 500 KL Pertamax Turbo.

Hingga September 2020, konsumsi Premium terpantau menurun. Pada September 2020, penyaluran total gasoline sebesar 85.000 KL per hari. Pertalite masih mendominasi dengan 50.600 KL, 23.100 KL Premium, 10.600 KL Pertamax dan 700 KL Pertamax Turbo.

Dengan asumsi tidak ada perubahan regulasi dan hanya mengandalkan program marketing dari Pertamina untuk mendorong penjualan BMM RON 92 ke atas, Mas'ud memproyeksikan, konsumsi Pertamax akan menanjak melebihi Premium pada tahun 2024.

Pada 2024, penyaluran total bensin ditaksir mencapai 106.400 KL per hari. Konsumsi Pertalite tetap paling dominan dengan 61.200 KL per hari. Namun, konsumsi Pertamax sudah mencapai 29.900 KL per hari, dua kali lipat lebih dibandingkan dengan konsumsi Premium yang sebesar 13.800 KL. Sedangkan konsumsi Pertamax Turbo diprediksi masih berkutat di angka 1.600 KL per hari.

Guna mendorong pengalihan konsumsi dari Premium ke BBM dengan RON lebih tinggi, Pertamina pun melancarkan sejumlah strategi marketing. Misalnya, dengan program cashback 30% untuk transaksi melalui MyPertamina dan LinkAja.

Selain itu, ada program Langit Biru yang memberikan diskon harga Pertalite seharga dengan Premium dengan periode waktu selama dua bulan. "Dua bulan berikutnya diskon kami kurangi Rp 400, dua bulan berikutnya diskon kami kurangi Rp 400 lagi. Sambil kami melihat apakah terjadi migrasi lagi dari pengguna Pertalite ke Premium," jelas Mas'ud.

Program ini baru menyasar dua kota, yakni Denpasar dan juga Tangerang Selatan. Ke depan, Mas'ud memastikan bahwa pihaknya bakal melancarkan program serupa di wilayah Jawa dan Bali. Setelah itu, program diskon Pertalite seharga Premium ini akan menyasar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat dan Palembang.

"Seiring dengan arahan dari Kementerian, kami akan masuk seluruh Jawa-Bali, akan kami geber. Selanjutnya masuk ke wilayah Sumatera," ungkap Mas'ud.

Kata dia, program diskon Pertalite seharga Premium ini diberlakukan bagi pelanggan sepeda motor serta angkot dan taksi dengan plat kuning. Adapun, kota yang akan disasar mempertimbangkan daya beli masyarakat dalam konsumsi BBM.

Baca Juga: Pertamina berencana simpan stok BBM dari Singapura di kilang dalam negeri

Selain itu, Mas'ud menargetkan agar seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) berskala besar ikut menyalurkan Pertamax. Saat ini, dari 5.834 SPBU yang ada, masih 5.300-an SPBU saja yang sudah menyalurkan Pertamax.

"Kami sudah rencanakan akan terus bertambah. Jadi di akhir tahun nanti, seluruh SPBU menjual produk Pertamax," sebutnya.

Selain lewat SPBU, penyaluran Pertamax juga dilakukan lewat Pertashop yang ditargetkan memiliki sebaran outlet sebanyak 4.558 titik di 2020. Lalu, ada tambahan 10.000 titik per tahun dari 2021-2024. Namun, hingga September, outlet Pertashop yang ada baru mencapai 692 titik.

Yang jelas, Mas'ud menekankan bahwa peralihan konsumsi BBM dari Premium ke RON di atasnya akan berjalan secara bertahap. Termasuk menyesuaikan dengan daya beli masyarakat. "Itu yang mendasari kita jumping dulu dari Premium, ke Pertalite, ke Pertamax baru nanti ke Turbo," ujarnya.

Pada tahun ini, Pertamina memproyeksikan penyaluran BBM jenis Premium sebagai penugasan (JBKP) akan lebih rendah dari target. Dari aloaksi 11 juta kilo liter (kl), hingga September tercatat sudah tersalurkan 6,7 juta kl. "Proyeksi kami sampai akhir tahun itu ada di 8,7 juta kl," imbuh Mas'ud.

Selanjutnya: Fitch pertahankan peringkat investment grade, ini kata Pertamina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×