Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) merencanakan melakukan program pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jangka panjang yang dikenal dengan Supplier Held Stock (SHS).
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina Mulyono mengungkapkan dengan pembelian jangka panjang BBM dari Singapura, Pertamina bakal meminta agar stok pembelian tersebut disimpan di Indonesia.
"Kami akan beli BBM jangka panjang 10 tahun misalnya. Tetapi kami minta stoknya disimpannya di Indonesia, bukan di Singapura. Kalau semua stok disimpan di Indonesia, secara nggak langsung itu akan menjadi stok nasional," ungkap Mulyono dalam diskusi virtual, Sabtu (26/9).
Baca Juga: Ini sejumlah stimulus yang dikeluarkan Kementerian ESDM di masa pandemi Covid-19
Mulyono melanjutkan ada sejumlah dampak yang akan dirasakan dari kebijakan ini yakni cost penampungan akan ditanggung oleh supplier dan bukan oleh Pertamina.
Selain itu, stok nasional juga dinilai dapat turut meningkat. Mulyono mencontohkan, untuk LPG misalnya Pertamina melakukan pembelian dari Amerika Serikat (AS) dimana perjalanan pengiriman memakan waktu lebih dari sebulan. Dalam kondisi itu seluruh biaya jadi tanggungan perusahaan migas plat merah tersebut.
Kebijakan ini juga dinilai dapat menekan biaya distribusi serta tidak membutuhkan belanja modal alias capex. "Dampak terakhir karena stok di Indonesia kami lebih mudah akan menggunakannya," ungkap Mulyono.
Baca Juga: Menteri ESDM tekankan pentingnya ketersediaan suplai energi migas di Dalam Negeri
Kendati demikian, Mulyono belum merinci seputar kapasitas BBM yang akan dibeli oleh Pertamina dan kapan eksekusinya akan dimulai.
Selanjutnya: Percepat pemanfaatan PLTA, pemerintah terapkan program REBID
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News