kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

Pertamina tegaskan mampu kelola blok mahakam


Rabu, 20 Februari 2013 / 11:33 WIB
Pertamina tegaskan mampu kelola blok mahakam
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). Usai menghijau selama sepekan, begini prospek IHSG pada awal pekan depan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Manajemen PT Pertamina kembali menegaskan  bahwa mereka mampu mengelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur pasca berakhirnya kontrak dari Total E&P Indonesie pada 2017 depan. Keseriusan ini dibuktikan dengan  Pertamina dengan mengambilalih lapangan minyak dan gas bumi (migas).

Karen Agustiawan, Direktur Utama PT Pertamina mengatakan, kemampuan Pertamina dalam mengakuisisi  lapangan migas tidak perlu diragukan lagi. "Saat kami mengambil Blok Sanga-Sanga dari Medco, bisa dilihat  seperti apa produksinya. Begitu juga ketika kami mengambil alih Offshore North West Java (ONWJ),"  ujar Karena, Selasa (19/2).

Menurut data Pertamina, produksi Sanga-Sanga ketika masih dikelola Medco E&P hanya sebesar 4.300 barel per hari (bph). Kata Karen, setelah Pertamina EP mengelolanya,  produksi lapangan tersebut meningkat menjadi 8.600 bph. Adapun produksi ONWJ saat ini mencapai 33.300 bph. Angka tersebut telah melampui produksi ONWJ ketika dikelola  British Petroleum (BP) yang sebesar 22.000 bph.

Meski begitu, Karen mengakui, pihaknya mengalami kendala ketika mengambil alih Blok West Madura Offshore (WMO) dari Kodeco Energy pada  tahun 2011.

Saat ini, produksi WMO malah menurun 50% dibandingkan  dengan pada saat dikelola oleh operator sebelumnya yang mencapai 26.000 bph. "Saat berakhir kontraknya semua rignya sudah pergi dan sumurnya terlanjur dibiarkan," kilah Karen.

Karen meyakinkan, walaupun produksi WMO sempat menurun, Pertamina yakin mampu meningkatkankembali lifting migas WMO. Untuk menjadikan produksi normal lagi, Pertamina membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga tahun.

Selain memiliki kemampuan, kata Karen, Pertamina juga memiliki dana  yang memadai untuk mengambilalih Blok Mahakam. "Kami siap," kata Karen saat ditanya soal investasinya. Menurut Karen, Pertamina bersama pemerintah masih membahas status kontrak Blok Mahakam yang akan berakhir pada 2017 mendatang.

Namun demikian,  ia enggan berkomentar mengenai peluang Pertamina mengelola blok tersebut. "Kesiapan, teknologi dan finansial itu nanti setelah semua  beres, kami dengan diskusi dengan pihak pemerintah dan Total E&P," ujar Karena.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, meskipun selama sekitar 45 belakangan, Pemerintah Indonesia hanya memiliki saham 0% di Blok Mahakam, namun produksi Blok Mahakam  sebanyak 70% gas dan 85% untuk produksi minyak adalah hak pemerintah.

Sedangkan sisa produksinya merupakan hak konsorsium. Menurut Jero, saat ini ESDM sedang menghitung  peluang dan kesiapan pengambilalihan. "Tidak baik, pemerintah terus menerus 0%," Namun, barangkali tidak juga langsung ambil 100%," ujar Jero.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×