Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca restrukturisasi, PT Pertamina (Persero) mulai melakukan sejumlah upaya demi menambah cadangan minyak dan gas bumi. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan saat ini pihaknya tengah menjajaki proses akuisisi blok minyak di luar negeri.
"Kita sedang proses akuisisi blok migas luar negeri untuk tingkatkan reserve to production (RTP) dan tingkatkan produksi yang bisa dibawa ke dalam negeri," ungkap Nicke dalam diskusi virtual, Minggu (26/7).
Baca Juga: Kementerian ESDM masih terbuka menerima masukan untuk pajak batubara
Kendati demikian, Nicke belum mau merinci seputar blok yang tengah diincar. Yang terang, blok yang hendak diakuisisi Pertamina merupakan blok minyak.
Nicke menjelaskan, dengan rencana peningkatan kapasitas dan kualitas sejumlah kilang di tanah air, maka Pertamina membutuhkan tambahan crude (minyak mentah) guna mengisi feed stock kilang yang ada.
Disisi lain, Nicke menuturkan dengan aset yang dimiliki saat ini, besaran cadangan alias RTP Pertamina hanyalah berumur 7 tahun. Jika tidak dilakukan penemuan cadangan migas baru ataupun upaya akuisisi maka akan sulit meningkatkan jumlah cadangan.
Kendati demikian, Nicke bilang Pertamina belajar dari kejadian yang menimpa eks dirut Pertamina Karen Agustiawan. "Memang ada trauma karena permasalahan hukum, kita minta pendampingan tahap awal, lakukan pendekatan G to G dan juga kordinasi dengan pemerintah," ujar Nicke.
Baca Juga: Pertamina & Kimia Farma kerja sama pengolahan petrokimia jadi bahan baku farmasi
Ia pun memastikan, upaya akuisisi memang mendesak dilakukan, Perramina berharap akuisisi dapat rampung tahun ini.
Di sisi lain, Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai perlu dilakukan langkah akuisisi pada blok migas di luar negeri mengingat kondisi hulu migas tanah air saat ini.
"Dengan cadangan dan produksi menurun, mau tak mau harus go international, ekspansi ke luar negeri harus diberikan porsi lebih," terang Komaidi.
Baca Juga: Medco Energi Internasional (MEDC) Siapkan Rights Issue Bernilai Rp 3,5 Triliun
Ia menambahkan, resiko eksplorasi di Indonesia juga semakin meningkat. Jika selama ini eksplorasi banyak didominasi di wilayah Jawa dan Sumatera yang notabene didukung infrastruktur memadai, maka beberapa waktu belakangan eksplorasi mulai mengarah ke wilayah Indonesia Timur.
Ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), mulai dari minimnya infrastruktur hingga cadangan yang berada pada wilayah laut dalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News