Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi digital Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan pesat. Berdasarkan laporan SEA e-Conomy 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan hampir mencapai US$ 100 miliar dalam Gross Merchandise Value (GMV) pada tahun ini.
Nilai GMV tersebut tumbuh sebesar 14% dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya. Dengan demikian, Indonesia sekaligus mempertahankan posisinya sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Nilai GMV ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan diperkirakan bakal terus tumbuh pesat di masa depan. Di 2030, Google, Temasek, dan Bain memperkirakan GMV ekonomi digital Indonesia mencapai kisaran US$ 180 miliar-US$ 340 miliar.
Seluruh sektor utama ekonomi digital Indonesia mencatatkan pertumbuhan dua digit. Sektor e-commerce tetap menjadi kontributor terbesar terhadap GMV nasional.
Baca Juga: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tembus US$ 130 Miliar pada 2025
Nilai sektor e-commerce diproyeksikan tumbuh lebih dari 14% menjadi US$ 71 miliar. Di 2030, GMV segmen ini diprediksi mencapai US$ 140 miliar. Kenaikan pesat ini didorong oleh pertumbuhan video commerce.
“Indonesia menjadi pasar video commerce terbesar dan tumbuh paling cepat di Asia Tenggara,” ujar Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, Kamis (13/11/2025).
Momentum pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tidak hanya terjadi pada sektor e-commerce, tetapi juga meluas ke sektor lain. Media online kini muncul sebagai sektor dengan pertumbuhan GMV tercepat di Indonesia.
Proyeksi peningkatan GMV di sektor media online sebesar 16% menjadi US$ 9 miliar pada 2025. Sektor ini mencakup periklanan digital, gaming, video-on-demand (VOD), dan music-on-demand.
Baca Juga: GMV Ekonomi Digital Indonesia Bisa Mencapai US$ 100 Miliar Tahun Ini
Gaming menjadi pendorong utama, di mana Indonesia memimpin Asia Tenggara dengan kontribusi sekitar 40% terhadap total unduhan mobile game dan 35% terhadap pendapatan aplikasi game di kawasan.
Di 2030 mendatang, Google, Temasek, dan Bain memperkirakan GMV segmen media online Indonesia berpotensi mencapai US$ 16 miliar.
Selain itu, transportasi daring dan layanan pesan-antar makanan tetap menjadi kontributor stabil terhadap pertumbuhan GMV. Proyeksi peningkatan segmen ini mencapai 13% secara tahunan di 2025, dengan nilai mencapai US$ 10 miliar.
Kendati begitu, tingkat pertumbuhan segmen ini tidak setinggi tahun sebelumnya. Di 2024, GMV segmen ini sebesar US$ 9 miliar, naik 16% secara tahunan.
Baca Juga: Pemerintah Bidik Ekonomi Digital Tumbuh US$ 400 Miliar pada 2030
Platform juga terus memperluas penawaran melalui berbagai cara seperti paket berlangganan, peningkatan frekuensi perjalanan, serta iklan dalam aplikasi, guna memperkuat profitabilitas.
Sementara sektor perjalanan daring (online travel) diproyeksikan mencetak pertumbuhan GMV 11% mencapai US$ 9 miliar tahun ini. Proyeksi pertumbuhan tersebut lebih kecil dari realisasi pertumbuhan di 2024 yang mencapai 16% secara tahunan.
Pertumbuhan ini didorong oleh kembalinya volume perjalanan ke tingkat pra-pandemi, serta dukungan kebijakan pemerintah, termasuk perluasan skema visa untuk menarik wisatawan dari negara seperti Tiongkok dan India, yang turut mendorong peningkatan dua digit dalam jumlah kedatangan wisatawan pada paruh pertama 2025.
Selanjutnya: Harga Saham Emiten Tambang Grup Bakrie Melesat, Cek Rekomendasi Analis
Menarik Dibaca: Barang Paling Laku di 11.11 Lazada, Promonya Masih Berlanjut hingga Hari Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













