Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang seolah menganak tirikan angkutan umum dan mengedepankan pertumbuhan kendaraan pribadi langsung berimbas pada minimnya pertumbuhan angkutan umum, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Meski jumlah penduduk ibukota terus bertambah, kondisi ini rupanya tidak diimbangi dengan ketersediaan jumlah angkutan umum yang memadai.
Eka Sari Lorena, Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) memperkirakan, tahun ini jumlah angkutan penumpang hanya akan bertambah sekitar 3%-4%. “Meskipun tumbuh, tapi ketersediaan armada dan pengguna angkutan yang ada tetap tidak seimbang,” kata Eka, Rabu (22/1).
Sayang, Eka tidak menyebut secara pasti jumlah penumpang yang terangkut moda transportasi darat sepanjang tahun lalu. Yang jelas, angkutan yang ada saat ini hanya bisa mengakomodir separuh jumlah penguna angkutan. Dengan kondisi seperti ini, kata Eka, sudah seharusnya ada penambahan jumlah armada. Menurutnya, komposisi yang ideal adalah ada tambahan 30% armada baru, dimana sekitar 10% dikhususkan untuk peremajaan armada.
Namun, Eka menyatakan, kondisi ini sejatinya bisa terlaksana bila pemerintah juga turut berperan dalam penambahan armada angkutan. Pemerintah diminta lebih memberikan kemudahan bagi pengelola usaha transportasi, seperti dalam kelonggaran regulasi.
Sayangnya, pertumbuhan angkutan darat ini juga diikuti pertumbuhan jumlah mobil yang semakin pesat yang bisa mencapai 27% tahun lalu. Melihat kondisi ini, Eka semakin sangsi, ketimpangan jumlah armada angkutan darat dan kendaraan pribadi bisa diminimalisir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News