kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Batubara Incar Peningkatan Kinerja di Tengah Lonjakan Harga


Jumat, 11 Maret 2022 / 16:36 WIB
Perusahaan Batubara Incar Peningkatan Kinerja di Tengah Lonjakan Harga
ILUSTRASI. Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Priok, Kamis (3/2/2022). Perusahaan Batubara Incar Peningkatan Kinerja di Tengah Lonjakan Harga.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren lonjakan harga batubara membuat sejumlah perusahaan tambang memproyeksikan peningkatan kinerja untuk tahun ini.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengungkapkan, hasil produksi untuk kuartal I 2022 terpengaruh oleh kondisi curah hujan tinggi akibat La Nina yang berlanjut.

"Namun kami mengharapkan dapat mengejar peningkatan 8% hingga 10% produksi di 2022," kata Dileep kepada Kontan, belum lama ini.

Dileep menambahkan, di tengah lonjakan harga batubara ini pun pada umumnya setiap tahunnya pesanan batubara selalu penuh.

Baca Juga: Tarif Royalti Batubara Akan Naik, Ini Kisi-Kisinya

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk (INDY) Ricky Fernando mengungkapkan kenaikan harga batubara berpotensi mendongkrak pendapatan Indika Energy secara keseluruhan.

Apalagi, INDY juga mengalokasikan sebagian produksi untuk pasar spot. "Setiap tahun kami mengalokasikan 15% untuk pasar spot. Selebihnya merupakan kontrak berdasarkan volume," ujar Ricky, Selasa (8/3).

Ricky memastikan, saat ini fokus utama perusahaan yakni dengan mencapai target produksi dimana PT Kideco Jaya Agung sebesar 34 juta ton dan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 1,8 juta ton.

Pengamat Hukum Energi dan Pertambangan Universitas Tarumanegara Ahmad Redi bilang secara umum perusahaan batubara biasanya melakukan kontrak jangka panjang dengan pembeli.

Baca Juga: Xi Jinping: China Tidak Bisa Begitu Saja Menarik Rem pada Batubara

Selain itu, biasanya harga pun telah disepakati dalam kontrak yang ada. "Dengan tren harga ini tentu mereea juga melakukan negosiasi," terang Redi.

Investor meraup untung

Di sisi lain, tren kenaikan harga batubara ikut mendongkrak harga saham emiten batubara. Kondisi ini berpotensi meningkatkan pundi kekayaan investor.

Antara lain Grup Bakrie melalui PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Asal tahu saja, BUMI memiliki dua anak usaha di sektor pertambangan batubara yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.

Mengutip RTI, terdapat nama lain yang berpotensi meraih cuan melalui BUMI yakni Bambang Sihono yang mengampit 5,34% saham BUMI dengan total kepemilikan setara 5.807.270.700 saham.

Tak ketinggalan, Arsjad Rasjid ikut merasakan cuan dari PT Indika Energy Tbk (INDY). Arsjad sendiri saat in menjadi Direktur Utama INDY. Arsjad memiliki 0,02% saham INDY atau sebesar 1,20 juta lembar saham di tahun 2019, dan tetap bertahan di level tersebut pada tahun 2022.

Baca Juga: Harga Komoditas Logam Menguat, Analis Rekomendasikan Saham-Saham Ini

Jika mengacu pada kepemilikan saham tersebut, aset Arsjad di INDY berada di level Rp 2,48 miliar per 8 Maret 2019, karena harga saham INDY ada di level Rp 2.060 per saham.

Lalu, harga saham INDY naik 19,41% hingga 10 Maret 2022 menjadi Rp 2.460 per saham, sehingga kekayaan Arsjad dari kepemilikan sahamnya di INDY menjadi sebesar Rp 2,97 miliar.

Ada pula nama Agus Lasmono Sudwikatmono yang merupakan pendiri sekaligus Komisaris Utama PT Indika Energy Tbk (INDY). Merujuk RTI, Agus Lasmono memiliki 0,19% saham INDY setara 10.156.000 saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×