Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Patokan harga batubara dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) untuk pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang ditetapkan US$ 70 per ton membuat perusahaan tambang batubara kecil terdampak. Perusahaan kecil itu adalah perusahaan yang hanya memiliki spesifikasi batubara berkalori rendah.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan harga jual batubara ke PLTU dalam negeri yang dipatok US$ 70 per ton hanya untuk kalori 6.322 kkal/kg GAR.
Sementara kalori di bawah itu, menggunakan harga yang berbeda. Jika kalorinya semakin kecil, kata Hendra, maka harganya akan semakin rendah. “Meskipun pakai harga pasar, harga batubara jenis tersebut sudah tergolong rendah,” terangnya saat ditemui di Kantornya, Menara Kuningan, Jakarta, Kamis (22/3).
Hendra menjelaskan produsen-produsen kecil yang hanya memiliki batubara berkalori rendah biasanya tidak melakukan ekspor. Pasalnya, dengan harga yang sangat rendah, batubara tersebut menjadi tidak ekonomis jika harus dikapalkan.
Hendra menilai, para produsen besar masih cukup leluasa menyiasati harga khusus tersebut karena memiliki pasar di luar negeri. Margin tinggi pun masih bisa diperoleh dari hasil ekspor.
"Dampak terbesarnya mungkin ke pemasok kecil karena hampir semua batubaranya mereka pasok ke PLN. Kalau mau diekspor juga tidak ekonomis," ungkap Hendra.
Hendra memaparkan apabila menggunakan harga batubara acuan (HBA) Maret 2018 sebesar US$ 101,86 per ton untuk kalori 6.322 kkal/kg GAR, harga batubara dengan kalori 2.995 kkal/kg GAR seharga US$ 25,81 per ton.
Namun, jika menggunakan patokan dari pemerintah, maka harganya menjadi US$ 17,74 per ton. “Harga sekecil itu kelihatannya lebih besar dari biaya produksi,” tandas Hendra.
Meskipun harga batubara dalam negeri untuk pembangkit listrik dipatok US$ 70 per ton, PLN hanya akan membeli batubara dengan harga US$ 37-US$ 53 per ton. Pasalnya, kebanyakan pembangkit listrik PLN menggunakan kalori 4.200 Kcal per kg hingga 5.000 Kcal per kg.
Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso bilang, harga batubara DMO yang dipatok US$ 70 per ton ini untuk jenis kaori 6.322 Kcal per kg. Hanya saja, untuk pembangkit listrik milik PLN tidak menggunakan kalori itu.
Maka dari itu, PLN akan membeli dengan harga yang lebih murah dari US$ 70 per ton. “Untuk batubara kalori 4.200 Kcal per kg harganya US$ 37 per ton. Sementara kalori 5.000 Kcal per kg harganya US$ 53 per ton,” terangnya.
Berdasarkan data PLN, penggunaan batubara kalori 6.000 Kcal per Kg hanya 0,8%, untuk batubara kalori 4.500-5.900 Kcal per kg sebanyak 63% dan sisanya untuk 4.200 Kcal per kg sebanyak 36%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News