kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buana Lintas masuk bisnis kapal angkutan batubara


Rabu, 21 Maret 2018 / 11:04 WIB
Buana Lintas masuk bisnis kapal angkutan batubara


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perkapalan, PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) baru saja masuk daftar hitam PT Pertamina (Persero). Sulit bagi emiten dengan kode saham BULL ini bisa ikuti tender atau pengadaan barang dan jasa di Pertamina.

Direktur Utama Buana Lintas Lautan Wong Kevin enggak berkomentar terkait masuknya perusahaan ini dalam daftar hitam Pertamina. Hanya ia bilang, sejauh ini belum ada kontrak BULL yang diputus Pertamina. "Setahu saya, tidak diputus kontraknya,"ujar Kevin pada Selasa (20/3).

Merujuk berita KONTAN, Senin 19 Maret, Pertamina menjatukan sanksi ke BULL terkait sewa kapal large ranger crude oil MT Bull Sulawesi, MT Bull Flores dan MT Bull Papua.

Menurut isi surat Pertamina tanggal 12 Maret 2018 yang ditujukan kepada Direktur PT Buana Lintas Lautan Tbk, dua dari tiga kapal itu pernah ditahan Bea Cukai berdasarkan hasil pemeriksaan uji petik atas Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Ketiga kapal belum memenuhi kewajiban kepabeanan saat dimulainya perjanjian dengan Pertamina.

BULL berharap masih bekerjasama dengan Pertamina. Kevin bilang, pihaknya terus melakukan pembicaraan dengan Pertamina terkait sanksi hitam tersebut. "Kami akan terus mencoba mengomunikasikan, meluruskan kesalahpahaman," ujar Kevin.

Menurut Kevin, BULL selalu berupaya menyediakan kapal-kapal yang unggul. "Kami selalu menjaga value ke Pertamina," ujarnya. Upaya itu harus terus dilakukan mengingat Pertamina merupakan klien besar BULL.

Jika merujuk laporan keuangan perusahaan ini per 30 September 2017, ada beberapa kontrak pengangkutan BULL dengan Pertamina dengan nilai US$ 300.000–US$ 6 juta per tahun untuk periode 2017–2022. Pendapatan BULL dari Pertamina tercatat US$ 30,69 juta, jumlah ini 63,24% terhadap total pendapatan US$ 48,53 juta.

Sambil menunggu kejelasan Pertamina, Kevin bilang, BULL juga mencari peluang dari sektor lain. Yakni bisnis angkutan batubara. Peluang pengangkutan batubara cukup besar, pasca terbitnya Peraturan Menteri (PM) Perdagangan No 82/2017 yang mewajibkan eksportir batubara dan crude palm oil (CPO) menggunakan angkutan laut nasional untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor.

Menurut Kevin, saat ini, hanya ada delapan kapal nasional yang beroperasi batubara. "Pasarnya besar sekali," ujarnya.Untuk masuk bisnis ini BULL perlu membeli kapal baru. Untuk membeli kapal kecil dibutuhkan dana US$ 5 juta dan kapal besar sekitar US$ 20 juta.

Makanya, BULL berencana right issue untuk mencari pendanaan. Targetnya bisa memperoleh dana Rp 650 miliar. Selain untuk modal kerja, dana itu untuk pengembangan dana usaha dan pembayaran utang.

BULL saat ini memiliki 17 kapal tanker minyak, FPSO, tanker gas, dan tanker kimia. Total kapasitas 17 kapal kapal BULL saat ini mencapai 850 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×