Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Basis Utama Prima (BUP) atau Basis Investment akan menjalin kerjasama investasi dengan PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM). Perusahaan investasi yang tengah menjadi pusat perhatian komunitas pasar modal ini digadang-gadang bakal menjadikan CHEM sebagai jangkar portofolio mereka di industri ramah lingkungan.
Basis Investment merupakan perusahaan investasi yang dikendalikan Happy Hapsoro dan Arsjad Rasyid, petinggi Indika Group yang juga memimpin Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
Keduanya memiliki minat di industri hijau dan agenda dekarbonisasi. Arsjad bahkan membentuk divisi Net Zero Hub di Kadin untuk menyukseskan target net zero emisi pemerintah pada tahun 2060.
Baca Juga: Kinerja Mendaki, Saham Emiten Milik Konglomerat ini Layak Koleksi
Sementara, CHEM fokus bergerak dalam bidang perdagangan dan manufaktur bahan kimia untuk industri tekstil dan industri lainnya. Perusahaan yang berdiri pada 2004 dan melantai di Bursa Efek Indonesia pada Juli 2022 ini menyediakan berbagai macam kebutuhan pewarna dan bahan kimia untuk setiap tahapan produksi industri tekstil.
CHEM meraih kepercayaan dari brand-brand fashion terkemuka sekelas Adidas, Mark & Spencer, Uniqlo dan Nike untuk memasok cairan dan bahan kimia lainnya yang dibutuhkan karena proses produksi dan pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan.
“Keberhasilan CHEM menjadi supplier brand kenamaan dunia tersebut tidak terlepas dari praktik usaha yang dijalankan perseroan. Hal ini bentuk implementasi dari tiga pilar filosofi perusahaan yang mengedepankan prinsip hemat air, hemat waktu dan hemat energi,” kata Muhammad Yusrizki, Direktur Basis Investment dalam keterangan resminya, Selasa (20/12).
Yusrizki menyebut, posisi dan komitmen CHEM sebagai salah satu produsen bahan kimia yang ramah lingkungan telah menarik perhatian Basis Investment untuk berkolaborasi lebih jauh.
Ia bilang, dunia sudah berubah dan kini mengarah ke perusahaan yang punya komitmen pada sustainability. Itu sebabnya, pihaknya punya ketertarikan yang tinggi untuk mengembangkan bisnis ini. Basus Investment percaya bisnis di masa depan akan selalu diukur keberhasilannya dari seberapa besar kontribusinya terhadap kelestarian lingkungan.
Menurut kabar di kalangan pelaku pasar, Basis Investment akan menjadikan CHEM sebagai jangkar bisnis mereka di industri terbarukan dan sustainilibilty. Perusahaan ini menganggap ini waktu yang tepat untuk agresif dan ekspansif karena target Net Zero (dekarbonisasi) pada 2060 merupakan peluang bisnis sangat menjanjikan sekaligus panggilan untuk memanjangkan umur bumi.
Lanskap persaingan bisnis global telah berubah setidaknya dalam satu dekade terakhir. Perusahaan-perusahaan global kini tidak hanya fokus terhadap aspek bisnis yang hanya berorientasi terhadap profit tetapi juga ESG, sustainabilitas dan komitmen dalam melakukan dekarbonisasi.
Perlombaan untuk mengedepankan tata kelola yang berbasis ESG bukan tanpa sebab. Tantangan perubahan iklim dan konsekuensi terhadap ekonomi yang harus ditanggung terlampau besar sehingga prinsip ESG menjadi sebuah agenda prioritas yang harus dijalankan terutama oleh pelaku bisnis.
Dalam laporan PwC 2021 Global Investor Survey, sebanyak 79% investor melihat bahwa risiko ESG merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi. Masih dalam survei yang sama, sebanyak 65% investor menyebut bahwa isu ESG terkait dengan reduksi emisi gas rumah kaca harus menjadi prioritas utama dari pelaku usaha.
Secara praktik, ESG bukan merupakan hal yang baru. Negara-negara maju maupun berkembang terus berupaya untuk mendorong tata kelola berbasis ESG.
Mengacu pada asesmen yang dilakukan oleh Global Risk Profile negara-negara dengan implementasi ESG yang baik masih banyak didominasi oleh Eropa seperti Finlandia di peringkat 1, disusul oleh Swedia dan Islandia di peringkat kedua dan ketiga.
Meskipun yang menjadi percontohan ESG adalah negara-negara Barat, negara berkembang pun sekarang sudah menunjukkan berbagai komitmennya, termasuk di Indonesia.
Komitmen dan fokus untuk mengejar net zero emission dalam beberapa dekade ke depan telah mulai digencarkan oleh banyak pihak baik pemerintah, BUMN maupun swasta.
Implementasi ESG dalam bisnis juga dilakukan di hampir semua sektor mulai dari perbankan, pertambangan hingga manufaktur. Fokus utamanya adalah menjadi green company yang memiliki komitmen terhadap perubahan iklim.
Berbagai regulasi juga telah disiapkan. Di ranah pasar modal, indeks baru seperti ESG Leaders dan Climate Change Indeks disiapkan untuk mengkurasi perusahaan-perusahaan yang unggul dalam praktik ESG. ESG juga merupakan faktor yang penting dari kacamata daya saing atau competitiveness suatu negara.
Baca Juga: Perusahaan Happy Hapsoro dan Arsjad Rasjid Jajaki Kerjasama Dengan Chemstar (CHEM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News