Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Lemahnya tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) membuat perusahaan otomotif memutar otak. Di tengah lesunya penjualan, mereka juga harus mempertahankan margin dengan menaikkan harga produk.
Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki Internasional, Subronto Laras mengatakan, perusahaannya bisa saja menaikan harga. "Perusahaan otomotif bisa saja menaikan harga, asal kenaikannya tak di atas harga yang ditetapkan oleh pemerintah," ungkapnya saat dihubungi KONTAN, Kamis (5/6).
Dia mencontohkan, untuk produk mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC), ditetapkan pemerintah tak boleh dijual di atas harga Rp 95 juta on the road. Dengan begitu maka produsen bisa menaikan asal jangan di atas harga tersebut. Bahkan menurutnya sebenarnya Suzuki sudah menaikan harga dua kali.
Walaupun tak menjelaskan lebih lanjut, Subronto bilang, kenaikan harga menjadi satu hal yang tidak bisa dihindarkan karena pada tahun lalu dan tahun ini ekonomi Indonesia tidak begitu bagus. "Tarif listrik juga akan naik lagi tahun ini," ujarnya.
Sedangkan Chief Operation Officer (COO) PT Astra International Tbk-Daihatsu Sales Operation (DSO), Toto Suryana mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui apakah akan ada kenaikan harga atau tidak. "Sampai sekarang belum dapet kabar dari pusat," katanya. Sebelumnya diberitakan, salah satu perusahaan yang akan menaikkan harga mobil LCGC adalah Toyota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News