kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan taksi bersaing rebut pelanggan online


Selasa, 14 Juli 2015 / 07:57 WIB
Perusahaan taksi bersaing rebut pelanggan online


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTa. Roda bisnis angkutan umum berputar. Kini, bisnis taksi masuk era digital dengan memanfaatkan aplikasi pemesanan serba praktis melalui piranti bergerak. Perusahaan taksi pun berlomba-lomba mengembangkan teknologi informasi (TI).

PT Express Transindo Utama Tbk misalnya, tak mau ketinggalan zaman dengan mengembangkan teknologi. "Tahap awal, kami akan membangun TI untuk internal perusahaan dengan nilai investasi Rp 100 miliar," kata Merry Anggraini, Sekretaris Perusahaan PT Express Transindo Utama Tbk, kepada KONTAN, Senin (13/7).

Pengembangan teknologi Express Transindo akan berlanjut. Setelah membangun sistem TI tersebut di semester II-2015, perusahaan berkode TAXI di Bursa Efek Indonesia itu akan membikin aplikasi digital untuk memanggil taksi mereka melalui gadget.

Namun, Express Transindo belum bisa membeberkan nilai investasi yang disediakan untuk membikin aplikasi pemanggil taksi. Mereka beralasan masih menghitung biaya persisnya. Yang pasti, perusahaan itu menargetkan aplikasi pemanggilan taksi Express bisa dipakai awal tahun depan.

Sementara PT Blue Bird Tbk memilih mengembangkan aplikasi yang sudah ada. Perusahaan berkode BIRD di Bursa Efek Indonesia tersebut akan meningkatkan kapasitas aplikasi Blue Bird Group Taxi Mobile Reservation untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Peningkatan teknologi aplikasi tersebut akan membikin aplikasi tersebut lebih mudah dan lebih cepat diakses konsumen. "Kami akan meluncurkan aplikasi panggilan jasa taksi Blue Bird ini pada September 2015," terang Noni Purnomo, Presiden Direktur Blue Bird Group Holding.

Tantangan bisnis

Aksi Express Transindo dan Blue Bird berbenah diri memperkuat TI tentu bukan tanpa alasan. Seperti kita ketahui, bisnis taksi mendapatkan tantangan bisnis dari layanan aplikasi pemesanan taksi yang kian canggih tapi mudah. Sebut saja kehadiran aplikasi GrabTaxi dan Uber.

Perusahaan penyedia aplikasi juga terlihat serius menggarap bisnis di Indonesia. GrabTaxi misalnya. Perusahaan asal Malaysia tersebut, sampaiĀ  mendirikan perusahaan di Indonesia bernama PT Grab Taxi Indonesia.

Sementara Uber dikabarkan juga akan mengurus perizinan bisnis di Indonesia. Ini mereka lakukan setelah muncul penolakan operasi taksi Uber di sejumlah daerah.

Meski mengakui persaingan bisnis taksi kian semarak, Noni mengaku tak khawatir dengan kehadiran dua aplikasi taksi itu. Dia beralasan, Grab Taxi dan Uber adalah perusahaan jasa sehingga ruang gerak mereka lebih sempit ketimbang Blue Bird sebagai perusahaan transportasi. "Adanya mobile taxi itu mempengaruhi bisnis perusahaan taksi yang kecil-kecil," kata Noni.

Berbeda dengan Blue Bird yang memilih membangun sistem TI sendiri, Express Transindo justru memilih untuk memanfaatkan jasa GrabTaxi. Karenanya, sebelum memiliki aplikasi pemanggilan taksi sendiri, perusahaan itu akan memanfaatkan jaringan yang dibangun oleh GrabTaxi. Express Transindo sudah bekerjasama dengan Grab Taxi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×