Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, untuk menghasilkan produk lanjutan batubara yang mendukung transisi energi, pemerintah juga memperkuat hilirisasi batubara.
“Namun bagi saya, terpenting industri mulai mempersiapkan sebelum implementasi seluruh industri diberlakukan setelah tahun 2025,” ujarnya.
Sebelumnya, Staf Khusus Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Kementerian ESDM, Irwandy Arif menyatakan, pihaknya telah menerapkan beberapa strategi dari hulu ke hilir untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor pertambangan.
Baca Juga: Pertamina Menanti Regulasi Perdagangan Karbon
Di sisi hulu tambang, tingkat produksi batubara akan mengikuti permintaan pembangkit listrik tenaga (PLT) batubara.
“Selain itu hulu juga mulai menggunakan bahan bakar nabati (B20 dan B30) untuk menggantikan minyak/fosil, pengalihan PLT diesel dan batubara menjadi PLT energi baru terbarukan (EBT), cofiring biomassa di PLT batubara, serta serta reklamasi lahan bekas tambang,” ujarnya.
Di sisi hilir, pemerintah akan mendorong penggunaan cofiring biomassa pada PLT batubara; mengganti PLT diesel batubara menjadi EBT, penerapan teknologi batubara bersih (dengan menggunakan CCS (carbon capture storage)/ CCUS (carbon carbon usage and storage) dan IGCC (Integrated Gasification Combined Cycle ) pada PLTU batubara dan industri hilir batubara.
Salah satu perusahaan yang telah melaksanakan beberapa upaya transformasi energi ialah PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Melansir laman resminya, beberapa efisiensi penggunaan energi telah dilakukan Bukit asam melalui sejumlah inovasi. Misalnya saja, program elektrifikasi (Shovel Electric & Hybrid Dump Truck).
Baca Juga: Hingga Akhir Tahun, Indonesia Paradise (INPP) Optimis Revenue Bisa Tumbuh 20%-30%
Program ini bertujuan untuk efisiensi operasional untuk pengendalian biaya dan pengembangan perusahaan adalah Program Elektrifikasi (pemanfaatan peralatan penambangan berbasis listrik) di mana sebelumnya operasional penambangan didominasi dengan sistem penambangan berbasis BBM.
Implementasi Sistem Penambangan dengan peralatan penambangan berbasis listrik juga dirancang melalui tahapan-tahapan untuk menyesuaikan dengan target perusahaan jangka pendek dan jangka panjang, serta menyesuaikan dengan kesiapan peralatan.
Selain itu, program ini juga memberikan kontribusi bagi kelestarian lingkungan hidup, yaitu pengurangan emisi gas rumah kaca. Dari hasil Program Elektrifikasi dengan diimplementasikannya Shovel Listrik (PC3000- 6E) sebanyak 7 Unit dan Hybrid DT (Belaz-75135) sebanyak 40 unit untuk melakukan pengupasan tanah di Tambang Banko Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News