Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana pemerintah menghentikan sementara (moratorium) izin pembukaan lahan gambut untuk menanam kelapa sawit menuai protes kalangan petani. Menurut para petani, menanam sawit di lahan gambut memberi manfaat besar bila dikelola dengan benar. Para petani juga menolak tuduhan lahan gambut sebagai penyebab kebakaran hutan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsyad mengatakan, dalam menanam sawit selama ini, para petani anggota Apkasindo telah membuat manajemen pengelolaan air di lahan gambut untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan.
Dan terbukti, lahan gambut yang terbakar rata-rata adalah lahan yang terlantar. "Sedangkan perkebunan kelapa sawit di lahan gambut terbakar karena berdekat dengan lahan yang terbakar itu," katanya Jumat (4/11).
Ia menambahkan, dengan pengelolaan yang benar, para petani tetap bisa memanfaatkan lahan gambut untuk menanam sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Catatan saja, kini pemerintah tengah menyiapkan aturan moratorium izin konversi lahan hutan dan lahan hutan alam dan lahan gambut menjadi lahan perkebunan sawit.
Hasanuddin, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, menambahkan, perkebunan kelapa sawit yang ada di lahan gambut akan tetap menghasilkan panen yang baik bila dikelola dengan baik. Artinya, jika ada larangan budidaya pertanian di lahan gambut harus dijelaskan alasannya.
"Jadi kita harus duduk bersama, menanyakan alasan melarang lahan gambut digunakan sebagai budidaya pertanian, termasuk kelapa sawit," imbuhnya.
Guru Besar Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Abdul Rauf, menyatakan, kunci budidaya tanaman di lahan gambut adalah adanya manajemen air. Sementara Kepala Bagian (Kabag) Tanaman PT Socfin Indonesia (Socfindo) Edison Parulian Sihombing menambahkan, dengan manajemen air yang baik, maka budidaya tanaman kelapa sawit di lahan gambut tetap akan tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Edison mencontohkan, budidaya sawit di lahan gambut di kebun Negeri Lama, Kabupaten Labuhanbatu milik Socfindo. Menurutnya, produktivitas tandan buah segar di lahan kebun itu mencapai 27 ton - 29 ton per hektare (ha).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News