Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Peternak sapi perah meminta pemerintah melakukan mediasi dengan industri pengolahan susu (IPS) untuk menaikkan harga pembelian susu segar. Permintaan itu didasari adanya tren kenaikan harga susu dunia.
Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana mengatakan, saat ini harga susu dunia mengalami lonjakan drastis. Sejak Januari 2013 harga skim milk powder, whole milk powder, anhydrous milk fat, serta produk susu lain naik tajam seperti pernah terjadi pada pertengahan tahun 2007.
"Kalau dihitung pada tingkat harga susu dunia yang ada sekarang ini, maka harga susu impor setara satu liter susu segar sudah di atas Rp 5.000," kata Teguh, akhir pekan lalu.
Oleh karena itu, menurut Teguh, sudah seharusnya harga susu segar yang diproduksi peternak lokal disesuaikan dengan harga susu dunia. Apalagi, sudah sangat lama IPS tidak menaikkan harga susu segar peternak sapi perah karena berbagai alasan.
Idealnya harga susu segar yang diterima peternak berada pada kisaran Rp 4.500 per liter pada tingkat Total Solid (TS) 11,3 % atau paling sedikit Rp 4.900 pada TS yang sama kepada koperasi. "Dengan harga yang bagus, peternak tidak terpengaruh lagi untuk menjual sapi perah sebagai sapi potong seperti yang terjadi beberapa bulan terakhir," ujar Teguh.
Saat ini harga susu segar di tingkat peternak masih rendah, yaitu sekitar Rp 3.500 per liter. Pada 2013 produksi susu segar diprediksi mencapai 1,7 juta liter per hari, naik 6,25% dibandingkan tahun lalu 1,6 juta liter per hari.
Dengan permintaan total mencapai 6,8 juta liter per hari pada 2013, sebanyak 80% bahan baku pabrik pengolahan susu masih didapatkan dari impor dan 20% dari lokal. Masih rendahnya pasokan lokal, salah satunya disebabkan karena masalah kualitas.
Oleh karena itu Teguh meminta pemerintah membantu menyediakan lembaga independen untuk penetapan kualitas susu segar. "Salah satu yang sering menimbulkan ketidakpuasan peternak sapi perah dan koperasi adalah penentuan kualitas susu segar dilakukan IPS," katanya.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengaku telah secara intensif mendiskusikan harga susu segar dengan Menteri Koordinator Perekonomian. "Dari kami yang penting adalah meningkatkan produktivitas sapi perah," katanya.
Produktivitas sapi perah di Indonesia memang rendah, Syukur menuturkan, produktivitas sapi perah saat ini hanya 10 liter -- 12 literĀ susu per ekorĀ per hari. Padahal jika dipelihara dan diberi pakan dengan baik, potensi produktivitas sapi perah lokal mencapai 25 liter per ekor sehari
Dengan pakan yang buruk, sapi perah lokal juga cepat mengalami osteoporosis setelah lima kali beranak. Hal itu menyebabkan produktivitas susu segar menurun. "Dengan pakan yang baik, sapi perah masih tetap produktif kendati sudah melahirkan delapan kali," ujar Syukur.
Alhasil, mulai tahun ini Kemtan akan melakukan uji coba bantuan langsung pakan untuk peternak senilai Rp 100 juta per kelompok. Uji coba bakal dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk 100 kelompok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News