kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak nilai pertumbuhan populasi sapi minim


Minggu, 11 Februari 2018 / 18:14 WIB
Peternak nilai pertumbuhan populasi sapi minim
ILUSTRASI. Ilustrasi daging sapi impor


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan populasi sapi di Indonesia masih minim. Hal itu memperlihatkan program yang dilakukan oleh pemerintah masih belum efektif.

Lonjakan pertumbuhan hanya terjadi pada tahun 2014. Melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting, Upsus Siwab meningkatkan populasi sapi tahun 2014 sebesar 16% dari tahun 2013 sebesar 12,6 juta ekor.

Namun, peningkatan yang besar tidak terjadi pada tahun setelahnya. "Tahun 2015 sampai 2017 kenaikan populasi berturut-turut sebesar 4,7%, 3,7%, dan 3,7 %," ujar Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana kepada KONTAN, Minggu (11/2).

Teguh bilang, angka kenaikan populasi tahun 2014 perlu dipertanyakan. Angka tahun berikutnya dinilai terlalu rendah dengan adanya program khusus.

Kenaikan populasi alamiah berdasarkan keterangan Teguh dalam keadaan normal sekitar 5%. Angka tersebut dengan asumsi kelahiran sekitar 17% serta pemotongan sekitar 12% dan kematian pedet sekitar 2%.

"Seharusnya dengan adanya program yg cukup mahal tersebut kenaikan populasi antara 6% hingga 7% per tahunnya," jelas Teguh.

Sementara itu Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kemtan, I Ketut Diarmita menyatakan program Upsus Siwab merupakan langkah tepat untuk mendorong peningkatan populasi sapi dan kerbau. Tingkat kebuntingan sapi tahun 2017 sebesar 63,08% dari target 3 juta realisasi 1.892,452 ekor

Meski begitu, jumlah tersebut dinilai akan bertambah. Hal itu dikarenakan belum semua sapi yang telah dilakukan inseminasi buatan diperiksa.

"Kebuntingan belum semuanya dilakukan pemeriksaan pada tahun 2017, mengingat pemeriksaan perlu dilakukan minimal 3 bulan setelah pelaksanaan inseminasi buatan," terang Ketut.

Pelaksanaan inseminasi buatan tahun 2017 tercapai sebanyak 99,41% dari target 4 Juta akseptor atau sekitar 3.976.470 akseptor. Sementara angka kelahiran tercapai 911.135 ekor.

Upsus Siwab disamping untuk peningkatan populasi telah memberikan efek domino di seluruh Indonesia.

Efek tersebut di antaranya adalah peningkatan mutu genetik ternak rakyat, meningkatnya gairah pada usaha peternakan sapi, meningkatkan efisiensi reproduksi, dan meningkatnya lapangan kerja untuk petugas teknis lapangan.

Harga jual anak insinasi buatan dinilai jauh lebih tinggi. Ketut bilang harga anak sapi hasil inseminasi buatan lebih tinggi 75% sampai 100% dari anak kawin alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×