Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
GRESIK. Petronas Indonesia memperbesar produksi minyak dan gas (migas) melalui pengembangan dua blok migas di Lapangan Bukit Tua, Wilayah Kerja Ketapang Gresik-Jawa Timur dan Lapangan Kepodang, Wilayah Kerja Muriah Semarang-Jawa Tengah.
Perusahaan menginvestasikan dana US$ 1,18 miliar untuk pengembangan dua blok tersebut dengan rincian investasi US$ 658 juta untuk Lapangan Bukit Tua dan US$ 524 juta untuk Lapangan Kepodang.
Hazli Sham Kassim, General Manager dan Country Chairman Petronas Indonesia, mengatakan, pihaknya sudah melakukan produksi minyak untuk dua sumur dari total lima sumur di Lapangan Bukit Tua.
Produksi sumur pertama pada Mei 2015 dan produksi sumur kedua pada Juli 2015 dengan penghasilan produksi minyak mencapai 10.000 barel per hari - 12.000 barel per hari dari dua sumur tersebut.
"Kami memprediksi kapasitas produksi minyak mencapai 20.000 barel per hari jika seluruh sumur sudah berproduksi," kata Hazli, Rabu (4/11). Rencananya, sumur ketiga akan mulai berproduksi minyak pada akhir bulan November 2015, serta dua sumur lainnya baru akan dieksplorasi pada tahun mendatang tepatnya pada kuartal II-2016.
Hazli menambahkan, pihaknya sudah menjual atau lifting 1 juta barel dari dua sumur tersebut. Bagiannya, sebesar 200 ribu barel untuk Petronas Indonesia, sisanya untuk pemerintah di jual ke PT Pertamina Tbk. Sedangkan, produksi gas di Lapangan Bukit Tua sebesar 50 juta kaki kubik atau mmscfd gas per hari, selanjutnya perusahaan akan meningkatkan produksi gas di blok tersebut.
Sementara itu, untuk Lapangan Kepodang akan menghasilkan gas dengan kapasitas produksi mencapai 116 juta kaki kubik atau mmscfd gas per hari. Adapun, perusahaan telah mencapai produksi gas pertama pada 22 Agustus 2015 dengan produksi rata-rata hingga 50 juta kaki kubik atau mmscfd gas per hari.
Perusahaan migas milik BUMN Malaysia ini akan melanjutkan prospek bisnis di Tanah Air karena negeri ini masih memiliki sumber daya minyak dan gas. Oleh karena itu, Petronas Indonesia menginvestasikan biaya modal atau capital expenditure (Capex) sebesar US$ 300 juta di tahun 2016 untuk eksplorasi dan produksi.
Salah satu rencana tahun depan adalah perusahaan berencana akan melakukan eksplorasi tiga sumur yakni dua sumur di Lapangan Bukit Tua dan satu sumur di North Madura II. "Kami menginvestasikan dana sekitar US$ 100 juta untuk tiga sumur dengan perkiraan biaya US$ 30 juta untuk eksplorasi satu sumur," jelasnya.
Hazli menambahkan, pihaknya tidak ada rencana untuk mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar atau SPBU di tahun mendatang, meskipun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membuka lebar-lebar pemodal asing di bisnis hilir bahan bakar minyak (BBM). "Kami tidak ada rencana masuk ke hilir tersebut karena tidak menjanjikan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News