Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan segera menyelesaikan transaksi PT Pertamina Gas (Pertagas). PGN pun akan fokus untuk memperbaiki kinerja dan operasional melalui integrasi dengan Pertagas.
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan pada tahun ini, perseroan akan berusaha memperbaiki kinerja keuangan. Diharapkan kinerja keuangan PGN bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan pencapaian pada semester I 2018.
"Kalau first half sudah tahu mungkin di atas itu. Kalau sampai akhir tahun mungkin bisa double kan prognosanya tapi kita belum tahu," ujar Gigih, Selasa (25/9).
Sepanjang semester I-2018, pendapatan PGN tercatat US$ 1,62 miliar atau naik 14,9% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,41 miliar. Ini berarti di akhir tahun PGN berharap bisa mencapai pendapatan sebesar US$ 3,24 miliar.
PGN membukukan laba bersih sebesar US$ 145,94 juta sepanjang semester I 2018 atau lebih dari Rp 2 triliun (kurs rata-rata 6 bulan di tahun 2018 sebesar Rp 13.765 per dollar AS). Ini berarti laba PGN diharapkan dapat membukukan laba Rp 4 triliun di akhir tahun 2018.
Capex Bisa Lebih Efisien
Untuk target jangka panjang, PGN akan fokus untuk integrasi operasi dengan Pertagas melalui integrasi pipa-pipa gas. Salah satu targetnya adalah menghilangkan duplikasi investasi.
"Tadinya kan sendiri-sendiri sekarang jadi satu, termasuk infrastruktur eksisting kami pakai bersama. ke depan bikin baru, kami bangun bersama. Jadi Pertagas ke transmisi, PGN distribusi-transmisi dan nanti anak-anak perusahaan misalkan Pertagas Niaga, Gagas kami kondisikan di market-market mana mereka melakukan kegiatannya," jelas Gigih.
Selain integrasi pipa gas eksisting, Gigih bilang PGN dan Pertagas juga akan bersinergi membangun proyek pipa gas baru baik distribusi dan transmisi terutama di kawasan-kawasan industri. Dengan integrasi dengan Pertagas, Gigih menyebut PGN bisa melakukan efisiensi capital expenditure (capex) hingga 30%.
"Dari segi efisiensi capex karena waktu dulu sendiri-sendiri sehingga bikin capex masing-masing dengan integrasi misalkan PGN sudah punya pipa Pertagas tidak perlu bikin, sehingga yang tadinya double, satu cukup. Dari segi operasi juga, misalkan Pertagas ruas mana yang paling efisien itu yang kami pakai," ujar Gigih.
PGN dan Pertagas juga akan bersinergi membangun jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga. Apalagi pemerintah telah menetapkan target pembangunan 1 juta sambungan rumah tangga (SR) hingga lima tahun ke depan.
"Gas untuk rumah tangga ini jadi fokus kami ke depan, bagaimana target pemerintah 1 juta SR dalam lima tahun ke depan bisa kami realisasikan makanya kami diskusi bagaimana kami wujudkan ini,"kata Gigih.
Gigih pun menyebut PGN saat ini masih menanti penugasan proyek Jargas dari pemerintah. Dengan begitu, PGN bisa segera melakukan Front End Engineering Design (FEED) di akhir tahun ini.
"Intinya kami butuh dukungan pemerintah dalam bentuk Perpres atau Penugasan. Nanti kami lakukan kajian persiapan engineering FEED, ini target 2019 harus selesai, maka FEED harus dimulai sejak akhir tahun ini sehingga tahun depan sudah mulai dengan proses procurement, tender, kontraktor dan sebagainya sehingga diakhir 2019 selesai," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News