kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

PGN gandeng Pelindo III bangun terminal LNG Teluk Lamong


Senin, 01 April 2019 / 12:36 WIB
PGN gandeng Pelindo III bangun terminal LNG Teluk Lamong


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bekerjasama dengan Pelindo III melalui anak usaha masing-masing, menggarap pembangunan terminal LNG Teluk Lamong. Pembangunan terminal itu mempunyai peran kunci menopang pasokan gas di Jawa Timur, dan pembukaan pasar ritel di Jawa-Bali dan sekitarnya. Selain itu, keberadaan Terminal LNG diharapkan bisa mempercepat penggunaan energi ramah lingkungan bagi industri pelayaran.

Dalam skema distribusi dan transmisi gas, pasokan LNG dapat dikapalkan dari sumur Bontang/Tangguh, bahkan LNG impor jika pasokan LNG domestik tidak mampu lagi memasok LNG untuk domestik. Selanjutnya LNG ditampung di Terminal LNG yang mempunyai fasilitas storage sementara dan breakbulk dengan filling unit untuk penjualan ritel. 

Dengan begitu, LNG bisa langsung mengalir ke konsumen melalui jaringan pipa dan LNG juga dimungkinkan untuk distribusi melalui truk kepada konsumen ritel.

Anak usaha PGN, yakni PT PGN LNG Indonesia (PLI) berkongsi dengan PT Pelindo Energi Logistik selaku anak usaha Pelindo III ditugaskan menggarap tiga fase pembangunan. Pada fase pertama, dilakukan pembangunan dan pengoperasian Terminal LNG Teluk Lamong, yang bisa memasok gas 30MMSCFD yang dialirkan melalui jaringan pipa Jatim.

Pada fase pertama, pembangunan akan fokus kepada Fasilitas Regas di tepian pantai dan menggunakan storage sementara, dengan utilisasi kapal LNG ukuran sedang sesuai dengan ukuran jetty existing Terminal Teluk Lamong. 

Fase berikutnya yaitu pembangunan terminal pengisian LNG skala kecil (Iso Tank 20feet – 40 feet container) untuk distribusi LNG di luar sistem pipa PGN dan ship to truck LNG bunkering.

Fase paling akhir mencakup pembangunan tangki LNG permanen, dimulai dengan dengan ukuran 50.000 cbm, sebagai pengganti floating storage, untuk memenuhi kebutuhan gas suplai untuk sistem pipa PGN di Jawa Timur, dan dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan sampai dengan 180 MMSCFD. Pengoperasian penuh pada 2023 dan dapat berkembang untuk pemenuhan semua kebutuhan gas di Jawa Timur sebesar 600 MMSCFD dalam jangka panjang.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengungkapkan pembangunan permanen yang bertahap ini akan mengurangi biaya capital expenditure (capex) dan operational expenditure (Opex) secara signifikan. “Hal itu jika dibandingkan dengan temporary solution karena adanya pengurangan Opex dari hilangnya pembiayaan sewa harian FSU dan berkurangnya biaya marine operation. Untuk capex akan berkurang dengan signifikan karena menggunakan terminal existing. Salah satu biaya terbesar dalam pembangunan small scale LNG terminal adalah pembangunan jetty dan fasilitas pelabuhan,” ungkap Gigih dalam siaran pers Senin (1/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×