Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah merampungkan draft revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 tahun 2009 tentang Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bisnis hilir gas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap mengikuti perubahan aturan tersebut.
Direktur Komersial PGN, Danny Praditya mengatakan, sejauh ini PGN juga sudah memberikan masukan terhadap revisi Permen 19 tersebut. "Kami ikut draft permen yang memang sudah dibicarakan dan disepakati oleh segenap stakeholders," kata Danny ke Kontan.co.id, Kamis (11/1).
Dalam draft aturan tersebut, pemerintah akan membagi wilayah jalur distribusi (WJD) eksklusif kepada badan usaha. Untuk WJD baru, pemerintah berencana memberikan hak eksklusif mengelola selama 30 tahun dan wilayah existing selama 15 tahun.
Namun klausul mengenai masa kontrak WJD masih belum final. Pemerintah masih melakukan rapat dengan pemangku kepentingan untuk menentukan masa kontrak bagi perusahaan pemegang WJD.
Biarpun belum rampung, Danny menilai nantinya revisi Permen 19 akan berdampak positif. "Insha Allah memberikan positive value yang berkesinambungan buat seluruh stakeholder bangsa Indonesia," ujarnya.
Namun Danny tidak mau menyebut secara spesifik dampaknya terhadap bisnis pipa gas PGN. Dia juga masih enggan menyebut rencana kerja dan anggaran PGN untuk tahun 2018 ini jika aturan tersebut jadi diterapkan pada tahun ini.
"Kalau RKAP tunggu saja sebentar lagi RUPS kan tanggal 25," imbuhnya.
Hingga triwulan III 2017, PGN masih mengandalkan pendapatan dari bisnis dari pipa gas. Pada triwulan III 2017, PGN membukukan pendapatan sebesar US$ 2,16 miliar atau relatif sama dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai sebesar US$ 2,15 miliar.
Pendapatan emiten berkode PGAS tersebut terutama diperoleh dari hasil penjualan gas sebesar U$1.793,5 juta dan penjualan minyak dan gas sebesar U$316,5 juta. Selama periode Januari-September 2017, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.502 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
Laba operasi interim konsolidasi dalam sembilan bulan sebesar US$ 267,7 juta. PGN juga mencatatkan laba bersih sebesar US$ 97,9 juta atau Rp 1,30 triliun (kurs rata-rata Rp 13.329). Adapun EBITDA sebesar US$ 632 juta, turun sebesar US$ 10 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 642 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News