Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Saat ini, PGN tengah mengupayakan implementasi kebijakan tersebut dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Mengingat lebih dari 180 pelanggan industri berhak mendapatkan manfaat dari kebijakan ini.
Di antaranya adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang beberapa waktu lalu telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PGN sesuai Kepmen ESDM 89K/2020. Gas bumi dengan volume sebesar 300.000-450.000 MMBTU atau setara dengan 10-15 BBTUD akan dipasok PGN untuk Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cileon (KIEC) di Banten.
Kiprah Krakatau Steel sebagai kontributor pada proyek-proyek pembangunan strategis nasional maupun swasta menjadi peluang bagi PGN sebagai subholding gas dalam memperkuat layanan gas bumi pada sektor baja.
“PGN berharap, Krakatau Steel dapat memaksimalkan volume pemakaian gas pada kegiatan bisnisnya sesuai kontrak yang telah disepakati. Dengan menggunakan gas bumi, Krakatau Steel akan mendapatkan nilai lebih dari pemakaian energi yang efisien,” ungkap Rachmat.
Biaya energi gas memang menjadi biaya terbesar kedua setelah bahan baku dalam produksi di Krakatau Steel. Dengan penurunan harga sesuai Kepmen ESDM 89K/2020, ditargetkan akan berdampak pada penurunan biaya operasi di perusahaan tersebut sebesar 7%.
Dengan demikian, hal ini dapat mendorong efisiensi perseoran dan membuat produk baja nasional semakin kompetitif di pasar.
“Krakatau Steel dan industri baja yang lain menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk didorong produktivitasnya. Jadi kami rasa, PGN juga harus mendukungnya. Selain jual beli gas, PT Pertagas selaku anak perusahaan PGN, juga bekerja sama dengan Krakatau Steel untuk keperluan material baja pada proyek pembangunan Pipa Minyak Rokan,” papar Rachmat.
Baca Juga: PGN upayakan 3 LoA penyesuaian harga gas di hulu rampung dalam waktu dekat
Ia menambahkan, implementasi Kepmen ESDM 89.K/2020 juga bermanfaat bagi partner PGN di sektor pupuk, termasuk PT Pupuk Indonesia (Persero). Dengan harga gas US$ 6 per MMBTU, diyakini daya saing produk akan meningkat karena biaya produksi lebih efisien dan memaksimalkan ekspansi bisnis yang tengah dijalankan.
Menurut Rachmat, seiring penurunan harga gas pada PT Petromia Gresik yang memproduksi pupuk Urea, ZA, dan NPK, maka perusahaan ini akan menghemat biaya produksi sekitar Rp 700 miliar per tahun. Hal tersebut juga sekaligus menurunkan biaya subsidi pupuk yang harus dibayarkan oleh pemerintah, sehingga ada dampak positif pada ketahanan pangan nasional.
PGN pun terus termotivasi untuk memperluas pengembangan bisnis dan kebermanfaatan gas bumi di seluruh sektor. Sinergi BUMN menjadi salah satu upaya agar penyaluran manfaat gas bumi bisa tepat sasaran dan menjangkau masyarakat secara masif. Selain itu, pemerintah juga terbantu dalam hal efisiensi.
“PGN membuka kerja sama yang sebesar-besarnya dengan seluruh pihak dalam pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kualitas layanan gas bumi, agar terjamin pemenuhan kebutuhan gas bumi untuk pertumbuhan perekonomian nasional,” pungkas Rachmat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News