kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PGN perluas pemanfaatan gas bumi lewat kerja sama antar BUMN


Jumat, 14 Agustus 2020 / 09:30 WIB
PGN perluas pemanfaatan gas bumi lewat kerja sama antar BUMN
ILUSTRASI. Karyawan?PGN meninjau utilisasi gas yang digunakan pada sebuah industri.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebagai bagian dari BUMN dan Holding PT Pertamina (Persero) melaksanakan sinergi antar BUMN lainnya dalam upaya membangun negeri. Caranya melalui pembangunan infrastruktur dan memberikan pelayanan gas bumi di seluruh sektor.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menyampaikan, dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan bisnis gas bumi, PGN Group tentu tidak bisa berjalan sendiri. Kerja sama dan dukungan dengan berbagai pihak, termasuk sesama BUMN, sangat penting untuk menyelaraskan dengan misi PGN.

Dia mengungkapkan, penyerapan gas PGN terbesar dilakukan oleh pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) selaku penyedia listrik nasional.

Pada sektor ini, PLN telah menyerap sekitar 41% dari total penyaluran gas bumi PGN per hari. Pada Triwulan I 2020, PGN menyalurkan gas ke pembangkit listrik lebih dari 200 BBTUD dan mampu menghasilkan kapasitas listrik lebih dari 960 MW yang didukung oleh fasilitas pipa gas maupun regasifikasi LNG.

Baca Juga: Cegah klaster perkantoran akibat Covid-19, ini upaya antisipasi PGN

Implementasi penurunan harga gas juga berdampak pada sektor kelistrikan sesuai dengan Kepmen ESDM 91K/2020. Kebijakan ini diyakini akan mendorong penghematan biaya pokok produksi PLN, sehingga dapat tersedia biaya listrik yang terjangkau bagi masyarakat dan menciptakan efek berganda untuk percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

PLN sendiri merupakan konsumen terbesar PGN dan tanggung jawabnya juga besar untuk menyediakan energi listrik nasional. Maka dari itu, PGN senantiasa berupaya optimal dalam menjaga kualitas infrastruktur dan keamanan pasokan gas.

Proyek strategis regasifikasi LNG untuk pembangkit listrik yang saat ini pun sudah mulai dikerjakan. Harapan PGN, proyek ini dapat semakin mendukung keandalan penyediaan sumber energi yang merata di berbagai wilayah.

“Proses pembangunan saat ini pada tahap Quick Win untuk PLTMG Tanjung Selor, Nias, dan Sorong,” ujar Rachmat dalam siaran pers di situs PGN, Kamis (13/8).

Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan bahwa selain pembangkit listrik PLN, sektor industri dan komersial juga merupakan konsumen yang banyak menyerap gas sekaligus berperan penting dalam roda perekonomian nasional.

Bentuk-bentuk stimulus dari pemerintah dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri, yang salah satunya melalui kebijakan Kepmen ESDM 89K/2020.

Baca Juga: PGN akan optimalkan utilisasi gas bumi untuk sektor industri

Saat ini, PGN tengah mengupayakan implementasi kebijakan tersebut dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Mengingat lebih dari 180 pelanggan industri berhak mendapatkan manfaat dari kebijakan ini.

Di antaranya adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang beberapa waktu lalu telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PGN sesuai Kepmen ESDM 89K/2020. Gas bumi dengan volume sebesar 300.000-450.000 MMBTU atau setara dengan 10-15 BBTUD akan dipasok PGN untuk Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cileon (KIEC) di Banten.

Kiprah Krakatau Steel sebagai kontributor pada proyek-proyek pembangunan strategis nasional maupun swasta menjadi peluang bagi PGN sebagai subholding gas dalam memperkuat layanan gas bumi pada sektor baja.

“PGN berharap, Krakatau Steel dapat memaksimalkan volume pemakaian gas pada kegiatan bisnisnya sesuai kontrak yang telah disepakati. Dengan menggunakan gas bumi, Krakatau Steel akan mendapatkan nilai lebih dari pemakaian energi yang efisien,” ungkap Rachmat.

Biaya energi gas memang menjadi biaya terbesar kedua setelah bahan baku dalam produksi di Krakatau Steel. Dengan penurunan harga sesuai Kepmen ESDM 89K/2020, ditargetkan akan berdampak pada penurunan biaya operasi di perusahaan tersebut sebesar 7%.

Dengan demikian, hal ini dapat mendorong efisiensi perseoran dan membuat produk baja nasional semakin kompetitif di pasar.

“Krakatau Steel dan industri baja yang lain menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk didorong produktivitasnya. Jadi kami rasa, PGN juga harus mendukungnya. Selain jual beli gas, PT Pertagas selaku anak perusahaan PGN, juga bekerja sama dengan Krakatau Steel untuk keperluan material baja pada proyek pembangunan Pipa Minyak Rokan,” papar Rachmat.

Baca Juga: PGN upayakan 3 LoA penyesuaian harga gas di hulu rampung dalam waktu dekat

Ia menambahkan, implementasi Kepmen ESDM 89.K/2020 juga bermanfaat bagi partner PGN di sektor pupuk, termasuk PT Pupuk Indonesia (Persero). Dengan harga gas US$ 6 per MMBTU, diyakini daya saing produk akan meningkat karena biaya produksi lebih efisien dan memaksimalkan ekspansi bisnis yang tengah dijalankan.

Menurut Rachmat, seiring penurunan harga gas pada PT Petromia Gresik yang memproduksi pupuk Urea, ZA, dan NPK, maka perusahaan ini akan menghemat biaya produksi sekitar Rp 700 miliar per tahun. Hal tersebut juga sekaligus menurunkan biaya subsidi pupuk yang harus dibayarkan oleh pemerintah, sehingga ada dampak positif pada ketahanan pangan nasional.

PGN pun terus termotivasi untuk memperluas pengembangan bisnis dan kebermanfaatan gas bumi di seluruh sektor. Sinergi BUMN menjadi salah satu upaya agar penyaluran manfaat gas bumi bisa tepat sasaran dan menjangkau masyarakat secara masif. Selain itu, pemerintah juga terbantu dalam hal efisiensi.

“PGN membuka kerja sama yang sebesar-besarnya dengan seluruh pihak dalam pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kualitas layanan gas bumi, agar terjamin pemenuhan kebutuhan gas bumi untuk pertumbuhan perekonomian nasional,” pungkas Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×