kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PHC Indonesia & ITB luncurkan ventilator CPAP Vent-I Esential 3.5


Selasa, 26 Januari 2021 / 19:59 WIB
PHC Indonesia & ITB luncurkan ventilator CPAP Vent-I Esential 3.5
ILUSTRASI. PHC Indonesia luncurkan ventilator karya anak bangsa.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen alat kesehatan berbasis elektronika di Indonesia, PT PHC Indonesia meluncurkan produk ventilator bersertifikat internasional, tipe Continuous Positive Airways Pressure (CPAP) Vent-I Esential 3.5. 

Alat ini diklaim efektif dan banyak dibutuhkan dalam menangani pasien Covid-19 fase 2, yaitu pasien yang masih bisa bernafas secara mandiri, namun saturasi oksigen nya di bawah 50%. Ventilator ini mampu meningkatkan oksigen pasien ke ke level yang cukup, yaitu di atas 50% secara terus menerus dengan tekanan terukur (5-15cmH2O).

Menristek Bambang Brojonegoro mengapresiasi peluncuran produk ini dan diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap ventilator impor. Apalagi, kerjasama ini melibatkan PHC Indonesia yang memang sudah dikenal sebagai produsen alat kesehatan yang telah memenuhi sertifikat internasional.

Baca Juga: Pasar rumah tapak seharga di bawah Rp 2 miliar masih seksi

“Kebutuhan  ventilator bagi mereka yang terpapar Covid-19 masih banyak dibutuhkan, dan selama ini sebagian besar masih diimpor. Kehadiran produk kerjasama PT PHC Indonesia dan ITB ini tentu sangat berarti,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (26/1).

Sementara itu Wakil DPR RI Koroinbang DR (HC) Rachmat Gobel berharap,  kehadiran Vent-I Indonesia ini bisa menjadi bola salju bagi kemunculan produk-produk anak bangsa lainnya hasil kolaborasi dunia akademi dengan pelaku dunia usaha. “Saya harap kerjasama seperti terus bergulir untuk melahirkan berbagai produk agar pasar dalam negeri kita tidak terus tergerus oleh produk impor,” katanya.

Rachmat juga meminta agar pemerintah memberi dukungan terhadap produk-produk karya anak bangsa dengan memprioritaskan belanja APBN untuk membeli produk lokal. “Jangan sampai anggaran pemerintah sebagian besar digunakan untuk membeli produk impor,” katanya.

Ventilator CPAP Vent-I dirancang oleh ITB kemudian disempurnakan  oleh PHC Indonesia. Secara kualitas, produk ini tidak kalah dengan ventilator impor. Vent-I telah memenuhi standar internasional yaitu International Electronical Commission (IEC 60601) dan standar persyaratan ventilator (IEC80601), standar kompatibilitas elektro magnetik (Electro Magnetic Compatibility/EMC) EN55011 - CISPR 11.

Produk ini juga telah lulus Uji Klinis oleh Universitas Padjadjaran dan lulus uji produk oleh BPFK Kemenkes RI.  CPAP Vent-I Esential 3.5 juga dirancang untuk mudah digunakan dengan akurasi kinerja dan efikasi yang tinggi.

Baca Juga: Telkom (TLKM) menganggarkan capex 25% dari pendapatan tahun ini

Dari segi harga, Vent-I jauh lebih bersaing karena ditawarkan Rp 60 juta per unit dibandingkan Rp 180 juta-Rp 230 juta untuk produk impor. Disamping itu, melalui distributor PT Layani Indonesia dan Gobel Darma Nusantara, PHC Indonesia juga memberikan jaminan layanan after sale

Selain telah memenuhi standar internasional, Vent-I dibuat dengan bahan medical grade yang aman, sehingga menghasilkan produk bermutu dan handal. Penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sudah mencapai 43% dengan kapasitas produksi mencapai 37,500 unit per tahun  atau rata-rata 3,300 unit per bulan. 

Pemasaran Vent-I Ventilator Indonesia akan ditangani konsorsium PT Rekacipta Innovasi ITB dan PT Layani Nahdatul Ulama, serta didistribusikan oleh PT Gobel Dharma Nusantara (GDN) yang mempunyai jaringan distribusi dan pelayanan purna jual di seluruh Indonesia.

Terkait dengan penanganan Covid-19, PT PHC Indonesia juga memproduksi  peralatan biomedical freezer dan pharmaceutical refrigerator berbagai tipe dan ukuran. Untuk pembekuan sampai -40°C,  PHC Indonesia memproduksi biomedical freezer model MDF-MU549DH dengan kapasitas 479 liter. Alat ini yang sangat dibutuhkan dalam  proses pembuatan vaksin (vaccine development) ini telah menggunakan TKD sebesar 63% dan kapasitas produksi 7.500 unit per tahun atau rata-rata 650 unit per bulan.

Sedangkan untuk kebutuhan pembekuan sampai -20°C sampai -30°C, bisa menggunakan produk  PHC Indonesia tipe MDF-MU339 dengan volume 369 liter, MDF-MU539H dengan volume 504 liter, serta MDF-MU 539DH dengan volume 479 liter.

Baca Juga: Multi Indocitra (MICE) optimistis pendapatan tumbuh 20% tahun ini

Freezer yang sangat dibutuhkan dalam penyimpanan vaksin ini, telah menggunakan TKD sebesar 73%, dengan kapasitas produksi  7,500 unit per tahun atau rata-rata  650 unit per bulan.

Untuk peralatan jenis pharmaceutical refrigerator yang dibutuhkan bagi penyimpanan vaksin dalam suhu 2°C sampai 8°C, PHC Indonesia menyediakan alat pendingin tipe MPR-S150 H dengan daya tamping 165 liter dan MPR-S300H dengan daya tampung 345 liter. Untuk refrigerator ini, PHC mempunyai kapasitas produksi 7,500 unit per tahun atau rata-rata 650 unit per bulan dan telah menggunakan TKDN sampai 63%.

“Diharapkan, berbagai karya anak bangsa berupa alat kesehatan yang mudah dioperasikan, mempunyai tingkat safety, mutu dan efikasi tinggi  yang dihadirkan melalui PHC Indonesia ini, dapat memberikan kontribusi yang besar dalam penanganan pasien, terutama pasien Covid-19 di Indonesia,” kata Dewanto.

Selanjutnya: AKR Corporindo (AKRA) siapkan belanja modal hingga Rp 300 miliar di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×