Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Dewan Energi Nasional mengungkapkan, salah satu alasan merevisi target kelistrikan dari 35.000 megawatt (MW) menjadi 19.763 MW, karena PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum menetapkan lokasi puluhan proyek kelistrikan.
Anggota Dewan Energi Renaldi Dalimi menjelaskan, tidak mungkin 35.000 MW selesai tahun 2019. Lebih dari 30 pembangkit belum ditetapkan oleh PLN. "Jadi, tidak mungkin selesai tahun 2019," ungkap dia, akhir pekan lalu.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyatakan, jumlah titik lokasi pembangkit yang belum ditetapkan kurang dari 37 titik lokasi. Penetapan lokasi belum ditentukan karena setiap tahun rencana pembangunan pembangkit listrik selalu diperbarui.
Salah satu pertimbangan, ada pembangkit listrik yang lokasinya berdekatan. Maka, lokasi pembangkit listrik itu akan digeser, dengan kesepakatan antara PLN dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL tahun 2017-2026 ada yang digeser. "Kami yang sama-sama menggeser, antara PLN dan Dirjen Ketenagalistrikan," kata Sofyan, Jumat (18/11).
Jika PLN telah membangun transmisi di lokasi dekat pembangkit listrik, kemungkinan besar pembangunan pembangkit tersebut dibatalkan. Sofyan menjelaskan, saat ini PLN memang lebih fokus membangun transmisi.
Alasannya pembangunan transmisi listrik lebih murah ketimbang pembangkit. "Sehingga pembangunan pembangkit itu mungkin kami batalkan," katanya.
Perubahan tersebut selalu dimasukkan ke dalam RUPTL yang setiap tahun selalu diperbaharui. Pembaruan tersebut berdasarkan pada kebutuhan masyarakat dan infrastruktur yang telah dibangun oleh PLN, seperti semisal jaringan listrik.
Dengan begitu, PLN tidak perlu lagi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Pembangkit Listrik Tenaga Gas atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, cukup dengan membangun jaringan. "Itu dia tujuan mengapa setiap tahun RUPTL berubah. Jangan sampai kami bikin sekarang, lima tahun lagi masih sama. Nanti, ternyata jaringan sudah ada, ada listrik swasta, dan sebagainya," jelas Sofyan.
Namun ia tidak menyebutkan pembangkit listrik yang akan digeser atau dibatalkan. Yang pasti, beberapa pembangkit listrik itu berada di Sumatra dan Kalimantan. "Jumlahnya banyak sekali. Tidak hafal saya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News