kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,13   -2,62   -0.29%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN butuh Rp 500 triliun untuk bangun transmisi


Senin, 20 Juni 2016 / 11:21 WIB
PLN butuh Rp 500 triliun untuk bangun transmisi


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Selain wajib membangun pembangkit listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga harus membangun transmisi listrik. Dalam Rancangan Usaha Pengadaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025, PLN mesti membangun transmisi sepanjang 67.901 kilometer sirkit (kms).

Khusus untuk proyek transmisi dalam program 35.000 MW yang harus tuntas 2019, PLN mesti membangun transmisi 46.597 kms. Dalam proyek, transmisi yang mesti dibangun PLN sepanjang 43.284 kms (93%). Sisanya 3.313 kms (7%) dibangun Independent Power Plant (IPP).

Sampai Mei 2016, capaian proyek pembangunan transmisi adalah: sepanjang 31.147 kms masih dalam tahap perencanaan dan pengadaan, lalu 13.081 kms dalam tahap konstruksi, dan 2.368 kms telah energize dan mendapatkan rekomendasi laik bertegangan (beroperasi).

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso menyebutkan, untuk pendanaan dalam pembangunan transmisi itu, PLN berupaya mencari pendanaan sendiri. "Kami siapkan sendiri, tapi bisa saja bekerjasama dengan pihak lain. Yang jelas, transmisi tetap milik PLN," terangnya kepada KONTAN, Minggu (19/6).

Apabila diperinci, kata Iwan, dalam RUPTL 2016-2025 yang sudah diteken oleh Menteri ESDM, proyek transmisi sepanjang 67.901 kms ini membutuhkan pendanaan sekitar Rp 400 triliun-Rp 500 triliun. "Nilainya segitu, diperkirakan juga dengan proyek pembangunan Gardu Induk," ungkapnya. Sayang, ia belum bisa memerinci lebih jauh karena harus membaca lebih detil proyek transmisi mana saja yang akan dibangun.

Kata Iwan, PLN berupaya untuk menyambung transmisi listrik ini di seluruh pulau besar di Indonesia. Kendala utama, menurut Iwan, proyek ini membutuhkan waktu lima tahun untuk menyambung transmisi apabila pembangunan transmisi sudah dilakukan. Pasalnya, saat ini masih banyak transmisi yang belum dibangun, sehingga penyambungan transmisi antar pulau besar di Indonesia membutuhkan waktu sekitar lima tahun pertama.

"Paling berat pembangunan itu lima tahun ke depan, karena belum ada sambungannya. Seperti contoh di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, itu belum nyambung," ujar dia.

Selain proyek tersebut, proyek High Voltage Direct Curent (HVDC) atau transmisi bawah laut Sumatera-Jawa 500 KV membutuhkan dana Rp 32 triliun.                         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×