Sumber: Antara | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - LONDON. Indonesia dan Prancis meneken tiga kesepakatan pengembangan pembangkit listrik dari energi terbarukan di KBRI Paris, Senin (11/12). Kesepakatan dilakukan antara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan tiga perusahaan pembangkit atau Independent Power Producers (IPP) dari Prancis.
Ketiga IPP asal Prancis tersebtu adalah Pace Energy, Equis Energy Indonesia, dan Akuo Energy Indonesia.
Sekretaris I KBRI Paris, Jane Runkat, Selasa (12/12), menyatakan, penandatanganan ketiga Letter of Intent (LoI) pembangkit listrik itu disaksikan Menteri ESDM Ignasius Jonan, di sela-sela KTT One Planet di Paris. Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari acara "French Renewable Energy Group" yang dilangsungkan di Jakarta Februari lalu.
Tiga proyek pembangkit listrik tersebut akan menghasilkan total 170 MW, dengan nilai investasi sebesar US$ 336,9 juta.
Ketiga LoI yang diteken meliputi PLTB Tanah Laut di Provinsi Kalimantan Selatan. Pembangkit ini berkapasitas 70 MW dengan pengembang konsorsium Pace Energy Pte. Ltd. dan PT Juvisk Tri Swarna, dengan nilai investasi US$ 153,738 juta.
Lalu, PLTS Bali-1 di Kabupaten Kubu, Provinsi Bali berkapasitas 50 MW. Pengembang konsorsium Equis Energy Indonesia & PT Infrastruktur Terbarukan Fortuna, dengan nilai investasi US$ 91,60 juta. Terakhir, PLTS Bali-2 di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dengan kapasitas 50 MW. Pengembang pembangkit ini adalah Akuo Energy Indonesia Ltd dengan nilai investasi US$ 91,60 juta.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan apresiasinya atas kerja sama Indonesia-Prancis yang diwujudkan dengan komitmen melalui LoI di sektor ketenagalistrikan. "Hal ini mendorong upaya peningkatan bauran energi terbarukan di Indonesia dalam mencapai target 23% pada 2025 dan berkontribusi pada aksi perubahan iklim," kata Jonan dalam sambutannya di Paris, Senin.
Sementara, Duta Besar RI untuk Prancis Hotmangaradja Pandjaitan menyampaikan harapannya agar tiga proyek energi ini nantinya dapat memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, serta kontribusi nyata bagi pembangunan di Tanah Air.
Penandatanganan kesepakatan ini semakin menegaskan energi terbarukan di Indonesia menarik bagi investor, baik pelaku bisnis, organisasi internasional, maupun lembaga perbankan internasional. (Zeynita Gibbons)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News