Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur penunjang seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).
Edi Srimulyanti, Director Retail and Commerce PLN menyampaikan, sampai saat ini PLN sudah mengoperasikan SPKLU sebanyak 1.299 titik dan SPLU sebanyak 9.600 titik di berbagai tempat Indonesia.
Untuk tahun 2024, PLN berencana menambah 3.000 titik SPKLU. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 titik SPKLU akan dipasang di atas tanah sedangkan 2.000 titik akan dipasang atau ditempel di tiang listrik.
PLN sudah melakukan uji coba pemasangan SPKLU di tiang listrik dengan prototipe yang salah satunya berada di Sekolah Dasar Yasporbi Bidakara, Jakarta Selatan.
Baca Juga: PLN: Jumlah Transaksi di SPKLU Meningat 5 Kali Lipat di Mudik Lebaran 2024
"Uji coba ini berjalan sukses dan kami ingin memperbanyak jumlah SPKLU yang ditempel di tiang listrik," ujar Edi usai konferensi pers Periklindo Electric Vehicles Show (PEVS) 2024, Senin (22/4).
Lebih lanjut, untuk mendongkrak minat investasi pengembangan SPKLU dan SPLU, PLN turut mengajak bekerja sama dengan mitra melalui penawaran diskon perubahan daya listrik sebesar 50%. Dengan begitu, pihak mitra bisa lebih leluasa memasang fasilitas SPKLU dan SPLU.
Selain itu, masyarakat yang memiliki kendaraan listrik juga bisa mendapat diskon 30% penggunaan listrik untuk pengisian daya baterai pada pukul 22.00 sampai 05.00.
Baca Juga: Incar Transaksi Rp 400 Miliar, PEVS 2024 Diramaikan Sejumlah Merek Kendaraan Listrik
"Insentif seperti ini penting agar ekosistem kendaraan listrik dapat berkembang cepat," imbuh dia.
Penggunaan kendaraan listrik dinilai PLN sudah semakin masif. Terbukti selama periode libur Lebaran 2024 (H-7 Lebaran sampai H+7 Lebaran) lalu, transaksi penggunaan SPKLU meningkat 5 kali lipat dibandingkan libur Lebaran tahun sebelumnya.
Peningkatan penggunaan SPKLU ini tidak hanya terjadi di jalur penting seperti Tol Trans Jawa saja, melainkan juga di jalur lintas Sumatra dan termasuk area kawasan pariwisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News