Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berupaya mengawal transisi penggunaan energi ramah lingkungan. Salah satu upaya PLN adalah mengkonversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh Indonesia dengan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Mega Project PLN M. Ikhsan Asaad mengatakan, PLN berencana mengkonversi PLTD di 2.130 lokasi di Indonesia dengan pembangkit EBT hingga tahun 2025 mendatang. Hal ini demi mendukung pemenuhan target bauran EBT sebanyak 23% dari total bauran energi nasional di tahun 2025 yang telah ditetapkan pemerintah.
“Total kapasitas PLTD yang dikonversi kurang lebih 2 gigawatt (GW). Ini jadi prioritas kami,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Senin (2/11).
Baca Juga: PLN terus tingkatkan infrastruktur kelistrikan hingga layanan kepada pelanggan
Untuk tahap awal, PLN hendak mengkonversi PLTD menjadi pembangkit EBT di 200 lokasi dengan total kapasitas sekitar 225 megawatt (MW). Belum dijelaskan secara rinci PLTD mana saja yang akan diubah menjadi pembangkit EBT, namun Ikhsan bilang bahwa proyek ini berlaku di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dia juga menyebut, di tahap pertama ada beberapa kriteria PLTD yang akan dikonversi oleh PLN. Di antaranya PLTD yang memiliki mesin berusia tua atau sekitar 15 tahun, berada di lokasi terpencil, serta memiliki tingkat biaya pokok produksi (BPP) yang tinggi.
Adapun pembangkit EBT yang diprioritaskan untuk menggantikan PLTD di tahap awal adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hal ini didasari oleh kajian PLN yang menyatakan bahwa sebagian besar lokasi konversi PLTD tahap pertama cocok untuk pemasangan pembangkit surya.
“200 lokasi ini cukup hangat untuk bangun PLTS. Di tahap dua nanti akan berkembang. Ada pembangkit biomassa dan sumber lainnya seperti minihidro ataupun pembangkit tenaga bayu,” ungkap Ikhsan.