Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tidak kunjung digarapnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati A oleh PT Bakrie Power membuat PT PLN (Persero) gerah. Perseroan meminta Bakrie Power untuk segera menyelesaikan persyaratan teknis yang selama ini diminta oleh PLN.
Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Bambang Praptono bilang sejak Bakrie Power menyatakan akan mengalihkan pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 660 megawatt (MW) ke Cirebon pada 2007 lalu, belum ada kemajuan yang berarti dari proyek tersebut. "Misalnya belum ada laporan soal kesiapan lahan, finansial, serta kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) nya," ujar Bambang, akhir pekan lalu.
Karena itulah sampai saat ini PLN belum mengajak Bakrie Power untuk merundingkan kontrak pembelian listriknya. Bahkan menurut Bambang, bukan tidak mungkin proyek PLTU Cirebon berkapasitas 1x600 MW yang digarap Marubeni Corporation bisa selesai lebih dulu ketimbang PLTU Tanjung Jati A.
"PLTU Cirebon itu untuk tanah sudah nggak ada masalah, mereka bahkan sudah buat konstruksi dan segala macam. Kalau prosesnya dulu sih sebenarnya duluan Bakrie punya, tetapi Marubeni lebih cepat karena mereka punya uang. Karena untuk proyek-proyek listrik swasta sebenarnya penyelesaiannya bukan berdasarkan demand driven tetapi financial driven. Siapa yang punya uang dia yang bisa jalan," kata Bambang. Ia menandaskan, kalau Bakrie Power melalui anak usaha patungannya PT Tanjung Jati Power Company tidak juga memenuhi prasyarat yang diminta PLN, maka besar kemungkinan proyek tersebut molor penyelesaiannya dari target commissioning pertama di 2014.
"Kalau mereka buat progress ya kita buat kontrak pembelian listriknya. Semuanya kan ada prasyarat-prasyarat, intinya mereka belum bisa memenuhi prasyarat yang diminta PLN," tegasnya.
Sementara Presiden Direktur Bakrie Power Ali Herman Ibrahim enggan berkomentar banyak mengenai perkembangan terakhir salah satu dari tiga proyek pembangkit yang akan digarap perusahaannya itu. "Pokoknya Tanjung Jati A tetap berjalan sesuai jadwal, jangan membuat polemik," kata Ali singkat ketika di konfirmasi.
PLTU Tanjung Jati A digarap oleh konsorsium Tanjung Jati Power Company yang merupakan perusahaan patungan Bakrie Power bersama PT Maharani Paramitra, Tomen Power Corporation, dan International Power. Bakrie Power dan Maharani masing-masing memiliki saham sebesar 20%, sementara Tomen dan International masing-masing menguasai 30% saham. Untuk menggarap proyek tersebut setidaknya dibutuhkan biaya sebesar US$ 1,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News