kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,28   5,88   0.65%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN olah air limpahan, PLTM Hanga-Hanga kembali hasilkan listrik lewat Pikohidro


Minggu, 19 Juli 2020 / 15:29 WIB
PLN olah air limpahan, PLTM Hanga-Hanga kembali hasilkan listrik lewat Pikohidro
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemanfaatan energi baru terbarukan dalam menghasilkan listrik terus ditingkatkan. Salah satunya dengan memanfaatkan air limpahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Hanga-Hanga yang berlokasi di Luwuk, Sulawesi Tengah untuk menghasilkan listrik kembali melalui Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro.

Direktur Regional Bisnis Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda menjelaskan, PLTM Hanga-Hanga telah beroperasi sejak tahun 1987 dengan kapasitas terpasang sebesar 1.600 kiloWatt (kW). 

PLN memanfaatkan limpahan air dari PLTM Hanga-Hanga ini untuk menghasilkan listrik kembali melalui Pikohidro dengan kapasitas 2 x 10 kW.

Baca Juga: PLN kembali melakukan penguatan sistem kelistrikan di Ambon dan Jawa Barat

Pikohidro sendiri merupakan salah satu alternatif pembangkit listrik skala kecil yang hanya membutuhkan jatuhnya air dari ketinggian 4 meter untuk menggerakkan turbin sehingga cocok untuk daerah di sekitar aliran sungai. Pembangkit ini bisa digunakan untuk melistriki sekitar 20 kepala keluarga dengan daya 450 VA.

"Kami terus mendorong penggunaan green energy. Kami coba membuat terobosan dalam menghasilkan listrik dengan memanfaatkan potensi yang ada, salah satunya melalui pikohidro ini," kata Huda dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (19/7).

Menurut dia, listrik yang dihasilkan dari pikohidro ini dimanfaatkan untuk meningkatkan pasokan listrik dan digunakan juga sebagai sumber listrik untuk penerangan jalan desa di sekitar PLTM Hanga-Hanga.

Adapun, sistem kelistrikan Luwuk sendiri memiliki beban puncak sebesar 18 megawatt (MW), di mana 37% pasokan listriknya menggunakan energi terbarukan tenaga air yaitu PLTM Hanga-Hanga, PLTM Kalumpang, PLTM Hanga-Hanga II dan PLTM Lambangan.

Huda bilang, PLN bakal terus berupaya untuk mendorong penggunaan pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan PLTM atau di daerah terpencil yang memiliki potensi air untuk dimanfaatkan dalam menghasilkan tenaga listrik.

Baca Juga: Kementerian ESDM dorong PLN sediakan listrik untuk industri smelter

"Kami terus melakukan eksplorasi mencari daerah-daerah yang memiliki potensi air guna menghasilkan listrik melalui pikohidro ini, khususnya daerah-daerah terpencil di Sulawesi dan Papua, termasuk di sekitar Luwuk ini," tambah Huda.

Selain di Luwuk, sebelumnya PLN juga telah menggunakan pikohidro untuk menghasilkan listrik, antara lain di Taman Mudal Kulon Progo, Yogyakarta dengan kapasitas 8 kW, Taman Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat dengan kapasitas 4 kW dan Kwedamban, Borme, Pegunungan Bintang, Papua, dengan kapasitas 1 kW.

Sebagai informasi, hingga bulan Mei 2020, secara nasional kapasitas pembangkit EBT telah mencapai 7.963 MW. PLN pun mengklaim berkomitmen untuk terus berupaya mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×