Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Menurut dia, listrik yang dihasilkan dari pikohidro ini dimanfaatkan untuk meningkatkan pasokan listrik dan digunakan juga sebagai sumber listrik untuk penerangan jalan desa di sekitar PLTM Hanga-Hanga.
Adapun, sistem kelistrikan Luwuk sendiri memiliki beban puncak sebesar 18 megawatt (MW), di mana 37% pasokan listriknya menggunakan energi terbarukan tenaga air yaitu PLTM Hanga-Hanga, PLTM Kalumpang, PLTM Hanga-Hanga II dan PLTM Lambangan.
Huda bilang, PLN bakal terus berupaya untuk mendorong penggunaan pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan PLTM atau di daerah terpencil yang memiliki potensi air untuk dimanfaatkan dalam menghasilkan tenaga listrik.
Baca Juga: Kementerian ESDM dorong PLN sediakan listrik untuk industri smelter
"Kami terus melakukan eksplorasi mencari daerah-daerah yang memiliki potensi air guna menghasilkan listrik melalui pikohidro ini, khususnya daerah-daerah terpencil di Sulawesi dan Papua, termasuk di sekitar Luwuk ini," tambah Huda.
Selain di Luwuk, sebelumnya PLN juga telah menggunakan pikohidro untuk menghasilkan listrik, antara lain di Taman Mudal Kulon Progo, Yogyakarta dengan kapasitas 8 kW, Taman Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat dengan kapasitas 4 kW dan Kwedamban, Borme, Pegunungan Bintang, Papua, dengan kapasitas 1 kW.
Sebagai informasi, hingga bulan Mei 2020, secara nasional kapasitas pembangkit EBT telah mencapai 7.963 MW. PLN pun mengklaim berkomitmen untuk terus berupaya mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News