Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong penyediaan listrik untuk industri dalam negeri, khususnya bagi industri pengolahan mineral (smelter). PT PLN (Persero) pun telah melaksanakan jual beli tenaga listrik dengan 6 perusahaan industri smelter, serta 7 Memorandum of Understanding (MoU) yang menyertainya.
Peresmian virtual Surat perjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL) dilaksanakan pada Kamis (16/7). PLN dengan 6 perusahaan industri pengolahan mineral dan penandatanganan 7 MoU dengan total kebutuhan listrik mencapai 1.120 Megawatt (MW).
Baca Juga: Balitbang ESDM dan Medco E&P uji coba penambangan minyak terbuka pertama di Indonesia
Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, penandatanganan jual beli listrik ini merupakan bentuk kerja sama yang saling membutuhkan antara PLN dan industri smelter. “Ini juga menjadi bentuk dukungan PLN terhadap pertumbuhan industri di Indonesia, sekaligus meningkatkan konsumsi listrik perkapita Indonesia,” kata Arifin sebagaimana yang dikutip dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/7).
Adapun 6 perusahaan yang telah menandatangani SPJBTL dengan PLN adalah PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Provinsi Kalimantan Selatan (30 MVA); PT Parenggean Makmur Sejahtera di Provinsi Kalimantan Tengah (40 MVA); PT Ceria Nugraha Indotama di Provinsi Sulawesi Tenggara (412 MVA); PT Bintang Smelter Indonesia di Provinsi Sulawesi Tenggara (100 MVA); PT Huadi Nickel Alloy di Provinsi Sulawesi Selatan (190 MVA); dan PT Kapuas Prima Citra di Provinsi Kalimantan Tengah (2,5 MVA), jumlahnya mencapai 722 MW.
Selain itu PLN juga telah mengikat MOU dengan 7 Perusahaan smelter yaitu PT Aneka tambang, PT Ang And Fang Brother, PT Mahkota Konaweeha, PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Kalbar Bumi Perkasa, PT Gulf Mangan Grup dan PT Kobar Lamandau Mineral, total kebutuhan listrik diperkirakan 395 MW.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM memfasilitasi perusahaan smelter untuk mendapatkan dukungan pendanaan hingga diperolehnya komitmen penyediaan dana dari bank, seperti yang telah terjadi pada PT Ceria Nugraha Indotama.
Baca Juga: Turun di awal tahun, UNTR yakin kinerja jasa pertambangan masih bisa dijaga
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung industri pengolahan mineral karena sistem kelistrikan Indonesia sudah surplus dan andal. "PLN siap untuk mendukung industri pengolahan mineral karena sistem kelistrikan Indonesia saat ini dalam kondisi surplus dan andal. Semua sistem punya reserve margin yang mencukupi," pungkas Zulkifli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News