Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pihak mulai menyerap kargo gas alam cair (LNG) yang sebelumnya dinyatakan tidak ada pembeli sebanyak 11 kargo. Seperti diketahui, awalnya 17 kargo LNG rencananya akan diserap oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), namun akhirnya PLN memutuskan hanya menyerap 6 kargo.
Perkembangan terbaru pemyerapan kargo LNG ini disampaikan oleh Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arief Setiawan Handoko yang ditemui di Kementerian ESDM pada Selasa (30/7).
"Karena harga (waktu itu) terlalu tinggi jadi didrop 11 kargo, sekarang harga beda (lebih murah) sehingga diserap lagi lima kargo oleh PLN," sebut Arief. Dengan penambahan lima kargo tersebut maka serapan kargo LNG oleh PLN menjadi 11 kargo.
Baca Juga: Tanggapan PLN soal sisa LNG kargo yang tidak terserap
Lebih jauh, Arief memastikan dua kargo lainnya diserap oleh PT Perusahaan Gas Negara dan PT Pertamina Gas. "Satu lagi dijual ke BP Singapura," jelas Arief. Ditemui di kesempatan terpisah perwakilan PGN dan Pertagas membenarkan kabar ini.
Direktur Utama Pertagas Wiko Wirgantoro mengungkapkan Pertagas telah menyerap satu kargo hasil lelang SKK Migas. "Tahun ini satu kargo untuk Arun," sebut Wiko di Jakarta, Rabu (31/7).
Sementara itu, Direktur Utama PGN Gigih Prakoso memastikan pihaknya juga turut menyerap satu kargo yang dilelang SKK Migas. "Iya, untuk menggantikan yang ConocoPhillips sebab sempat turun," ujar Gigih, Rabu (31/7).
Gigih menambahkan, sejatinya PGN membutuhkan dua kargo LNG namun satu kargo lainnya sudah dipenuhi lewat pembelian dari Pertamina. Ia menyebut masih ada kemungkinan penambahan satu kargo LNG jika nantinya LNG Jatim beroperasi pada Oktober mendatang.
Baca Juga: 16 kargo LNG tak terserap PLN, lifting gas jadi terpengaruh
Asal tahu saja, serapan LNG ini sempat diklaim mempengaruhi lifting gas. Sekadar informasi, realisasi produksi LNG di semester I 2019 sebanyak 114 standar kargo atau turun ketimbang tahun lalu yang tercatat sebanyak 139,1 standar kargo. Produksi ini bersumber dari dua kilang yakni Kilang Bontang di Kalimantan Timur dan Kilang Tangguh di Papua.
Produksi Kilang Bontang pada semester I 2019 sebesar 57,2 standar kargo dan produksi Kilang Tangguh sebesar 56,8 standar kargo. Sementara itu, realisasi penyaluran LNG pada semester I 2019 tercatat sebanyak 31,8 standar kargo bagi pembeli domestik dengan rincian 18,7 standar kargo dari Kilang Bontang dan 13,1 standar kargo dari Kilang Tangguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News