Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas) mendorong Pertamina untuk segera menjual kargo Liquified Natural Gas (LNG) yang tersisa sebab berdampak pada penurunan lifting gas.
Mengutip catatan Kontan.co.id, "Pada Desember 2018 PLN masih menyepakati 17 kargo LNG namun pada Februari hanya 6 kargo," jelas Sukandar selaku Wakil Kepala SKK Migas beberapa waktu lalu.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Djoko Abumanan memastikan posisi PLN sebagai pihak yang membantu Pertamina dalam menyerap LNG. "Kami membantu dengan menambah pesanan menjadi enam kargo, sisanya itu memang bukan kewajiban PLN," jelas Djoko ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/7).
Baca Juga: 16 kargo LNG tak terserap PLN, lifting gas jadi terpengaruh
Lebih jauh Djoko menyebut itu merupakan kesepakatan antara Pertamina dengan PLN. Djoko juga menampik PLN terikat kontrak penyerapan kargo tersebut.
"Intinya PLN membantu menyerap yang awalnya cuma lima ditambah enam kargo lagi," ungkap Djoko. Djoko meyakinkan seandainya memang terikat kontrak tentunya PLN akan dikenakan denda.
Sekedar informasi, realisasi produksi LNG di Semester I 2019 sebanyak 114 standar kargo atau mengalami penurunan ketimbang tahun lalu yang tercatat sebanyak 139,1 standar kargo.
Baca Juga: Lifting migas semester I-2019 hanya mencapai 90% dari target yang di tetapkan APBN
Produksi ini bersumber dari dua Kilang yakni Kilang Bontang di Kalimantan Timur dan Kilang Tangguh di Papua.
Produksi Kilang Bontang pada semester I 2019 sebesar 57,2 standar kargo dan produksi Kilang Tangguh sebesar 56,8 standar kargo.
Sementara itu, realisasi penyaluran LNG pada semester I 2019 tercatat sebanyak 31,8 standar kargo bagi pembeli domestik dengan rincian 18,7 standar kargo dari Kilang Bontang dan 13,1 standar kargo dari Kilang Tangguh.
Baca Juga: PLN tak keberatan pakai biofuel atau CPO untuk pembangkit
Adapun, realisasi ekspor LNG sebesar 82,2 standar kargo dengan rincian 38,6 standar kargo dari Kilang Bontang dan 43,7 standar kargo dari Kilang Tangguh.
Menanggapi penurunan tersebut, SKK Migas berharap kondisi dapat berangsur membaik. "Kita harapkan Agustus sudah bisa kembali normal," jelas Sukandar di Kantor Kementerian ESDM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News