Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan terjadi penurunan sistem beban kelistrikan sejumlah wilayah pasca anjuran bekerja dari rumah digalakkan akibat pandemi corona.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Abumanan menjelaskan terjadi penurunan beban hingga 7% atau setara 2.082 MegaWatt (MW) pada sistem listrik Jawa-Bali hingga 24 Maret 2020 atau dua pekan pasca siaga Covid-19 dimulai. "Beban normal per 10 Maret 2020 dikisaran 26.688 MW saat siang dan beban saat malam di kisaran 26.459 MW. Ada penurunan signifikan," terang Djoko kepada Kontan.co.id, Kamis (26/3).
Baca Juga: Soal keringanan tagihan listrik rumah tangga tidak mampu, ini komentar PLN
Djoko melanjutkan, penurunan sistem beban ini ditengarai akibat penurunan konsumsi listrik sejumlah sektor seperti industri, bisnis dan kantor pemerintahan. Hal tersebut diamini oleh Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Kalimantan PLN Syamsul Huda.
Syamsul menjelaskan terjadi penurunan beban pasca tidak beroperasinya pelanggan industri dan bisnis. Syamsul menjelaskan, untuk sistem beban Sulbagsel mengalami penurunan hingga 8,48% pada saat beban puncak siang. "Beban puncak siang tertinggi di tanggal 18 Maret sekitar 1.179 MW dan terendah ditanggal 20 Maret sebesar 1.079 MW," terang Syamsul, Rabu (25/3).
Syamsul melanjutkan, pada sistem beban Sulbagut penurunan mencapai 12,68% saat beban puncak siang atau setara 43 MW. Beban puncak tertinggi pada tanggal 17 Maret 2020 sebesar 339 MW. Angka ini turun menjadi 296 MW pada 20 Maret 2020.
Sementara itu, sistem beban Kalimantan tercatat menurun hingga 15,2% atau setara 46,9 MW dimana rerata beban puncak berada pada kisaran 309,2 MW. Berbanding terbalik dengan sektor-sektor tersebut, PLN memastikan terjadi peningkatan konsumsi listrik pada sektor pelanggan Rumah Tangga.
Baca Juga: PLN: Tagihan listrik bulan April dihitung dari pemakaian rata-rata 3 bulan terakhir