Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Wajar jika pengusaha pertambangan mengeluhkan soal seretnya ketersediaan listrik untuk mendukung industri pengolahan dan pemurnian bahan mentah mineral (smelter) di dalam negeri.
Saat ini sistem kelistrikan yang handal untuk menggerakkan smelter baru tersedia di daerah-daerah tertentu saja. Sementara daerah kaya mineral seperti Sulawesi Tenggara dan Halmahera tidak memiliki daya dukung listrik yang memadai untuk kegiatan smelter.
Kondisi ini disampaikan Nur Pamudji, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kepada KONTAN, Rabu (9/5). Nur bilang, sistem kelistrikan yang handal untuk industri pengolahan dan pemurnian mineral itu baru tersedia di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
"Sementara mineral itu tersedia di daerah yang listriknya tidak mendukung. Seperti di Sulawesi Tenggara, di sana listrik hanya tersedia untuk rumah tangga dan bisnis skala kecil, bukan untuk smelter," ujar Nur Pamudji, Direktur Utama PT PLN kepada KONTAN, Rabu (9/5).
Karena itu, Nur berharap agar pengusaha mineral membangun smelter di daerah yang sudah memiliki pasokan energi yang cukup. Seperti yang dilakukan oleh PT Bosowa Metal Industri, yang akan membangun smelter di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dan PT Bumi Modern Sejahtera yang membangun smelter di Jawa Timur dan di Palopo, Sulawesi Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News