Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Hingga akhir 2019, kapasitas EBT yang terpasang sudah mencapai 7,76 gigawatt (GW).
Wakil Direktur PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, kapasitas EBT terbesar yang dimiliki oleh PLN berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yakni 4,71 GW. PLN pun berencana menambah kapasitas pembangkit di sektor EBT sebanyak 1,49 GW pada tahun ini.
Baca Juga: Perpres EBT sebut harga listrik dari IPP untuk PLTP capai US$ 14,50 sen per kWh
Sayangnya, ia belum bersedia menjelaskan nilai belanja modal atau capital expenditure (capex) PLN untuk sektor EBT secara rinci di tahun ini. Namun, pihaknya mengindikasikan bahwa capex tersebut kelak bisa berasal dari kas internal perusahaan ataupun pinjaman dari pihak ketiga.
“Kami juga ingin memastikan biaya investasi yang dikeluarkan akan membuat aset PLN bertambah,” kata Darmo, Jumat (17/1).
Kendati PLTA menjadi kontribusi terbesar terhadap kapasitas EBT yang dimiliki PLN, perusahaan ini tetap mencari peluang dari sumber energi terbarukan lainnya.
Yang terbaru, PLN sedang menggarap pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Cirata. PLN menggandeng Masdar, perusahaan asal Uni Emirat Arab, dalam mengerjakan proyek tersebut.
Proyek PLTS terapung ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 129 juta dengan kapasitas total sebesar 145 megawatt (MW). Proyek ini dikerjakan secara bertahap dan diharapkan selesai pada 2022 mendatang. “PLTS Cirata akan menjadi PLTS terapung terbesar di dunia,” klaim Darmo.
Baca Juga: BKPM: Masdar ingin jadikan Indonesia sebagai hub investasinya di ASEAN
Lantas, berbekal RUPTL 2019-2028, PLN sudah memiliki visi untuk menambah kapasitas EBT hingga mencapai 16,76 GW di tahun 2028 mendatang.