kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLN tegaskan komitmen dukung transisi energi dan target net zero emission 2060


Minggu, 21 November 2021 / 20:34 WIB
PLN tegaskan komitmen dukung transisi energi dan target net zero emission 2060
ILUSTRASI. Petugas PLN. ANTARA FOTO/Indrayadi TH


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menegaskan komitmennya untuk mendukung program dekarbonisasi yang diusung pemerintah. 

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi mengatakan, PLN telah menyusun strategi untuk menjadi perusahaan listrik yang bersih dan hijau. “PLN mendukung penuh program dekarbonisasi yang diusung pemerintah guna menghadirkan ruang hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Agung kepada Kontan.co.id (21/11).

Menurut Agung, strategi PLN untuk mendukung program dekarbonisasi serta menjadi  perusahaan listrik yang bersih dan hijau terdiri atas sejumlah langkah. Pertama, menghentikan pembangunan serta mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting secara bertahap. 

Dalam peta jalan PLN, PLN bakal ‘memensiunkan’ PLTU sub-critical  sebesar 10 gigawatt (GW) pada tahun 2035. Tahapan tersebut selanjutnya diikuti dengan langkah PLN memensiunkan PLTU supercritical sebesar 10 GW juga pada tahun 2045, dan PLTU ultra super critical 55 GW di tahun 2055.

Di saat yang sama, PLN juga mencanangkan investasi besar-besaran untuk mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 20,9 GW pada tahun 2030 mendatang. Rencana ini sudah dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2021-2030.

Beberapa contoh proyek yang saat ini tengah berjalan misalnya PLTS Terapung Cirata. PLTS tersebut akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas  145 Mwac dan ditargetkan beroperasi akhir tahun 2022.

Baca Juga: PLN berharap pelanggan pasca bayar beralih ke pra bayar

PLTS Terapung Cirata akan dijalankan oleh PMSE (Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi) yang merupakan Project Company hasil bentukan dari konsorsium cucu usaha PLN, yaitu PJBI dengan porsi saham 51% dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar dengan porsi saham 49%.

Selain itu, terdapat pula proyek PLTA yang tengah digarap di Sulawesi, yaitu PLTA Poso Peaker. Kapasitas totalnya berjumlah 515 megawatt (MW). PLTA ini dikelola oleh PT Poso Energy.  

Dalam waktu dekat, PLTA Poso Extension Stage 2 berkapasitas 200 MW direncanakan mulai beroperasi dan memperkuat sistem kelistrikan berbasis EBT di tanah air. Saat rampung nanti, kehadiran  PLTA Poso Extension Stage 2 diproyeksikan meningkatkan porsi bauran EBT di Sulawesi dari posisi saat ini yang sebesar 32,2% menjadi 38,9%.

Selain meningkatkan kapasitas pembangkit berbasis EBT, PLN juga melakukan pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen. 

“Program lain yang disiapkan PLN untuk mendukung transisi energi yaitu ekspansi gas, program co-firing, Konversi PLTD ke EBT, hingga peningkatan efisiensi energi dan pengurangan susut jaringan,” imbuh Agung.

Target carbon neutral 2060

Dalam hitungan PLN, PLN membutuhkan investasi lebih dari US$ 500 miliar untuk mendukung pencapaian carbon neutral pada 2060. Agung berujar, ada 4 hal yang perlu menjadi perhatian  untuk mengakselerasi target Carbon Neutral 2060 ini, yaitu penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan, investasi skala besar, penerapan teknologi dalam skala besar, dan investasi pelanggan untuk beralih menggunakan peralatan rendah karbon.

“Dengan begitu, pengembangan bisnis dan kampanye electrifying lifestyle perlu lebih digaungkan. Sebut saja, seperti penggunaan kompor listrik, kendaraan listrik, dan perdagangan emisi,” tutur Agung.

Lebih lanjut, Agung menegaskan bahwa PLN  berkomitmen untuk melakukan transisi energi. Hanya saja, langkah tersebut, kata Agung, tidak bisa dilakukan oleh PLN sendirian. “Kami membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan,” tambah Agung.

Selanjutnya: PLN berharap tambahan insentif bagi kendaraan ramah lingkungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×