Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pencetus ide pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso II Achmad Kalla mengatakan bangsa Indonesia patut berbangga dengan telah beroperasinya PLTA Poso II yang merupakan karya anak bangsa.
"Ini sebuah pembuktian bahwa Indonesia mampu dan percaya diri untuk membangun sebuah infrastruktur dengan tenaga sendiri tanpa bantuan asing, bahkan sekarang bisa dilihat 70 % pekerja di sini adalah yang ber-KTP Poso" kata pemilik PT Poso Energy Achmad Kalla dalam siaran pers yang diterima Antara, Rabu (17/8).
Achmad Kalla menjelaskan pembangkit yang terletak di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah ini memiliki kapasitas 195 MW (megawatt) dan telah mengalirkan listrik sejak 22 Desember 2012.
Dengan daya sebesar itu, PLTA yang dibangun oleh Kalla Grup melalui anak usahanya PT Poso Energy telah berhasil membuktikan bahwa anak bangsa mampu membuat karya besar yang sangat berguna bagi masyarakat, mengingat selama ini semua PLTA di Indonesia selalu dibangun dan dibiayai oleh kontraktor luar negeri.
PT Poso Energy membangun PLTA Poso Energy pada 2005. Meskipun belum memiliki pengalaman sama sekali dalam dunia pembangkit listrik, namun Achmad Kalla dari Kalla grup sekaligus pencetus ide, optimis dapat menyelesaikan proyek tersebut.
Selama tujuh tahun membangun PLTA Poso II, kini pihaknya tengah menggarap PLTA Poso I yang berkapasitas 2 X 30 MW sejak tahun 2015, dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2017, hingga PLTA Poso III berkapasitas 4 X 100 MW yang direncanakan selesai pada tahun 2022.
"Pertama kali punya ide kita keliling dunia mencari yang bisa menawarkan harga, tidak ada satu pun yang bersedia menjadi konsultan, karena kita sama sekali tidak punya pengalaman. Akhirnya PLTA Poso II dikerjakan selama tujuh tahun dengan kerja kita sendiri, banyak pembelajaran dan pengorbanannya, saat ini kita sudah bisa bangun listrik hanya dalam dua tahun," kata Achmad Kalla.
Achmad Kalla mengatakan satu hal yang paling membanggakan, proyek PLTA Poso ini sepenuhnya dikerjakan oleh sumber daya lokal dan tidak melibatkan tenaga asing.