Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menganggap proyek PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.760 Megawatt (MW) yang dikerjakan oleh Pertamina merupakan proyek andalan dari 35.000 Megawatt (MW) dengan financial close yang sangat cepat hanya 14 bulan.
Proyek tersebut juga menjadi percontohan sebagai proyek dengan Integrasi Floating Storage and Regasification Units (FSRU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTU) dengan energi gas yang bersih. Dengan proyek pembangkit ini juga Pertamina sudah menjadi perusahaan energi yang terintegrasi dan berhasil melakukan switching energy.
Baca Juga: Pertamina-Marubeni berseteru, berikut penjelasan lengkap Dirut Pertamina Power
Djoko Rahardjo Abumanan Direktur Pengadaan Strategis 2 PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan proyek PLTGU Jawa 1 bisa menjadi proyek percontohan bagi proyek lain. "Ini barang bagus, progresnya bagus," ungkap dia kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).
Saat ini progres PLTGU Jawa 1 sudah 39% dan progres FSRU mendekati 50%. Adapun target Commercial Operation Date (COD) atau operasi komersial pembangkit listrik tahun 2021.
Djoko mengungkapkan, Pertamina harus terus menjaga keberlangsungan ;proyek PLTGU Jawa 1 yang ditargetkan beroperasi tahun 2021. Sebab, harapannya dengan pembangkit gas tersebut bisa menambah pasokan listrik di Jawa tatkala banyak industri manufaktur yang membutuhkan. "Kami berharap begitu listrik mulai ada, secara bersamaan investor membangun pabrik di sini," imbuh dia.
Dia menilai proyek PLTGU Jawa 1 dengan konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz harus melanjutkan proyek ini sampai tuntas meski ada masalah internal dalam konsorisium. "Saya kira biasa saja, orang nikah saja ada masalah. Apalagi ini bisnis, ada saja masalah. Yang terpenting jangan sampai diley, kalau diley PLN akan turun tangan," terangnya.
Asal tahu saja hubungan Pertamina Power dan Marubeni sedang retak lantaran ada beberapa masalah yang kerap dilakukan Marubeni seperti masalah keinginan Marubeni mengimpor pipa gas padahal harus memakai pipa dalam negeri, dugaan adanya salah satu pihak untuk menjual lahan kepada konsorisum PLTGU Jawa 1 dengan harga Rp 2,7 juta per meter persegi, padahal lahan disana harganya hanya Rp 400.000-Rp 900.000 per meter persegi.
Baca Juga: Pecah kongsi Pertamina Power-Marubeni terkait soal saham di proyek FSRU Jawa 1?
Djoko menekankan suapaya konsorsium PLTGU Jawa 1 bisa mencari jalan keluar terbaik agar proyek ini tidak menjadi korban.
Ginanjar Direktur Utama Pertamina Power mengatakan dengan mengerjakan PLTGU Jawa 1 ini pihaknya mendapatkan dua award internasional atas proyek PLTGU Jawa 1 di Cilamaya Jawa barat. "Proyek ini sudah diakui dunia, kami mendapat dua award," tuturnya.