kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,57   -4,45   -0.50%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLTP Wayang rusak, Star Energy merugi


Kamis, 07 Mei 2015 / 10:47 WIB
PLTP Wayang rusak, Star Energy merugi


Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Star Energy tampaknya bisa sedikit berlega hati. Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam memastikan, longsor tanah sebagai akibat hujan deras di Kampung Cibitung, Desa Marga Mukti, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat membuat pipa Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Wayang Windu milik Star Energy meledak. Efeknya, listrik berkapasitas 227 Megawatt (MW) terhenti.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Rida Mulyana menjelaskan, longsor itu mengakibatkan pipa uap panas bumi Star  Energy rusak.  Pasalnya, longsoran sejauh 1 kilometer (km) menimpa pipa PLTP terbelah  tiga dan mengharuskan Start Energy tutup sementara. "Praktis pembangkit unit I dan II stop, berhenti menghasilkan listrik," jelasnya, Rabu (6/5).

PLTP Unit I berkapasitas 110 MW, adapun unit II berkapasitas 117 MW. Listrik ini  memasok sistem kelistrikan Jawa-Bali. "Total 227 MW itu berhenti pasokannya ke PT PLN untuk Jawa dan Bali," jelasnya.

Saat ini, kata Rida, perusahaan listrik  negara atau PLN menghitung dampak akibat kerusakan pipa itu. PLN juga terus berkoordinasi dengan Badan Bencana Daerah untuk memastikan  agar  gangguan listrik ini tidak sampai berlarut-larut.

Rida bilang, bahwa longsoran terjadi bukan karena ledakan dari PLTP Wayang Windu. PLTP Wayang Windu meledak karena tertimpa longsoran. "Jadi ini murni musibah alam," tegasnya.

Apalagi, berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, daerah tersebut memiliki gestur tanah vulkanik yang sifatnya labil. Ini masih ditambah dengan minimnya pohon untuk menguatkan tanah karena lahan di sana sudah beralih fungsi sebagai lahan pertanian.

Presiden Direktur PT Star Energy Geothermal Rudi Suparman menyatakan, hingga kini, pihaknya belum bisa memperkirakan kerugian akibat meledaknya pipa uap PLTP Wayang Windu. Hal ini karena secara teknis evaluasi dan perbaikan atas pipa -pipa uap yang rusak belum bisa dilakukan.

Namun, sebagai gambaran saja, sejak PLTP Wayang Windu dengan kapasitas 227 MW berhenti beroperasi sejak Selasa (5/5) hingga Rabu (6/5), perusahaan sudah menderita kerugian US$ 20.000. "Satu hari kami rugi US$ 10.000, akibat berhentinya operasi," ujar dia.

Selain itu, kerugian yang belum dihitung adalah fondasi dan tiga jaringan utama (main line) pipa paralel dari tiga sumur uap yang berbeda. Pipa -pipa itu menyalurkan uap dari sumur ke generator. "Pipa itu rata-rata berdiameter 42 inci dan 30 inci. Ini  yang harus dipesan khusus dengan harga yang khusus pula,"  ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×