CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

PLTS Cirata Akan Beroperasi, Berapa Kontribusi ke Pendapatan PLN Nusantara Power?


Senin, 11 September 2023 / 16:27 WIB
PLTS Cirata Akan Beroperasi, Berapa Kontribusi ke Pendapatan PLN Nusantara Power?
ILUSTRASI. PLTS terapung PLN Nusantara Power di Waduk Cirata.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PLN Nusantara Power selaku subholding tengah mempersiapkan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata. PLTS berkapasitas 145 MWac atau setara 192 MWp ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Sebagai informasi, konsorsium PLTS Cirata merupakan kerjasama antara PLN NP melalui anak usahanya, PLN Nusantara Renewables  dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar. PLN Nusantara Renewables memiliki porsi saham mayoritas sebesar 51%, sedangkan 49% sisanya dimiliki Masdar.  PLTS ini sendiri akan mulai beroperasi di tahun 2023 ini.  

Direktur Keuangan PLN Nusantara Power, Dwi Hartono menjelaskan, setelah PLTS Cirata beroperasi tentu akan berdampak baik pada kinerja keuangan PLN NUsantara Power. Namun, ia belum bisa membeberkan secara rinci seperti apa proyeksi kontribusi dan pertumbuhan pendapatan PLTS Cirata ini.

“Jadi kami harus lihat nih dari revenue PLTS Cirata itu akan seberapa. Kemudian masuk ke kami sebagai dividen karena kan dioperasikan oleh anak perusahaan kami, PLN Nusantara Renewables,” ujarnya saat ditemui di sela acara PLN Nusantara Power Connect 2023 di JCC Senayan, Senin (11/9).

Baca Juga: PLTS Terapung Cirata Segera Beroperasi, Nilai Proyek Mencapai US$ 143 Juta

Dwi mengatakan, meski di tahun ini PLTS Cirata memasuki masa commercial operation date (COD) atau mulai beroperasi, kontribusi ke kinerja keuangan belum besar. Namun akan berbeda jika sudah berjalan secara penuh di tahun depan.

Di tahun depan, kata dia, PLTS Cirata baru bisa menghasilkan pendapatan dan 2025 diharapkan PLN Nusantara Power sudah bisa merasakan manisnya dividen dari proyek ini.

“Secara jumlah bagi skala kami sih sebenarnya tidak terlalu besar karena ini hanya 145 MW beroperasinya di siang hari. Jadi secara energi yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Tetapi ini investasi yang bagus,” ujar Dwi.

PLN Nusantara Power melihat investasi PLTS Cirata ini tidak hanya difokuskan pada  penghasilan uangnya saja, tetapi juga dari sisi portofolio industri.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial PLN Nusantara Power Muhamad Reza menambahkan, hasil listrik dari PLTS Cirata akan diserap ke sistem Jawa-Bali. Namun, di luar itu, Reza tidak mengetahui terperinci siapa saja pihak lain yang akan membeli listrik dari PLTS yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara ini.

“Cirata full ke sistem Jawa-Bali, tetapi apakah diserap klien dedicated? Saya tidak hapal rinciannya,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Yang terang, dalam membangun proyek ini, PLN Nusantara Power telah berupaya menggunakan komponen dalam negeri dalam proyek PLTS Cirata.

Beberapa komponen seperti floater dipasok 100% dari dalam negeri. Kemudian juga ada beberapa komponen lain yang bisa dibuat di dalam negeri seperti pelampung dan transmission line.

“Tapi ada beberapa yang harus dipasok dari luar negeri, seperti teknologi inverter semua dari luar,” jelasnya.

Secara umum, perihal kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), PLN Nusantara Power melihat, pelaksaannya juga harus disesuaikan dengan kemampuan Indonesia memproduksi suatu komponen.

Reza menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, proyek membutuhkan banyak komponen. Ada yang bisa dipasok dari dalam negeri ada juga yang tidak bisa lantaran teknologinya cepat sekali berubah. Pihaknya pun perlu mengatur strategi untuk pemenuhan komponen tersebut.

“Seperti di Cirata, pelampung dan sistem transmisi harus dimaksimalkan dalam negeri, tetapi ada beberapa komponen belum bisa karena teknologinya cepat berubah seperti inverter. Kita baru bangun, dia udah punya generasi berikutnya. Dan generasi baru ini bagus untuk bankability ke investor,” terangnya.

Sebagai informasi tambahan, investasi untuk proyek ini mencapai sekitar US$ 143 juta. PLN Nusantara Power memperkirakan kebutuhan investasi mencapai sekitar US$ 1 juta untuk setiap 1 MW listrik.

Sindikasi tiga bank internasional yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standard Chartered Bank adalah pihak-pihak yang turut serta mendanai pembangunan PLTS terapung terbesar ini.

Baca Juga: PLN Nusantara Power Matangkan Persiapan Operasi PLTS Terapung Cirata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×