Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
Untuk memenuhi persyaratan produksi yang naik di tengah kenaikan permintaan baru, perusahaan manufaktur Indonesia menaikkan aktivitas pembelian. Tingkat pertumbuhan tergolong solid dan sekaligus menyumbang percepatan akumulasi inventaris input pada bulan November.
Perusahaan secara umum optimis bahwa output pada 12 bulan mendatang akan naik di tengah harapan bahwa kondisi pasar akan lebih kuat dan harga lebih stabil. Tingkat kepercayaan bisnis naik dibandingkan bulan Oktober, namun masih di bawah rata-rata jangka panjang.
Sementara itu, menurut panelis, berkebalikan dengan tren inventaris pra produksi, stok barang jadi turun pada bulan November karena barang dikirimkan untuk memenuhi pesanan.
Sebagai catatan, pada Oktober 2023, kepercayaan bisnis dalam 12 bulan ke depan turun jauh ke level terendah sejak Februari 2023.Kepercayaan bisnis ambruk karena meningkatnya ketidakpastian global ke depan.
Kendati permintaan mulai membaik tetapi S&P mencatat masih ada tekanan rantai pasokan sedikit naik pada November. Lead time (waktu tunggu pesanan) untuk input juga sedikit lebih lama pada November setelah membaik pada empat bulan sebelumnya.
Waktu tunggu salah satunya karena adanya penundaan transportasi. Pada saat bersamaan, tekanan harga naik, dengan tingkat inflasi harga input naik ke posisi tertinggi dalam satu tahun. Hal ini berdampak pada meningkatnya pengeluaran untuk biaya bahan baku, biaya pengiriman dan nilai tukar.
Perusahaan sebagian berbagi beban kenaikan biaya dengan klien, menyebabkan kenaikan tercepat pada harga output selama sembilan bulan. Namun, kecepatan inflasi biaya input dan harga output masih di bawah rata-rata jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News