Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Permintaan produk kimia di dalam negeri diprediksi bakal terus bertambah di tahun-tahun yang akan datang. Karenanya, PT Polychem Indonesia Tbk mulai berancang-ancang untuk melakukan ekspansi. Sebagai langkah awal, perusahaan ini akan membeli lahan baru di sekitar pabrik.
Presiden Direktur PT Polychem Tbk, Gautama Hartarto menuturkan, perusahaannya tengah mengincar lahan kosong seluas 12 hektare (ha) yang berlokasi di samping pabrik ethylene glycol dan ethylene oxyde derifative (EOD) milik Polychem yang berlokasi di Merak, Banten. "Kami masukkan rencana ini ke dalam rencana bisnis tahun depan," katanya, pekan lalu.
Untuk mengambil alih lahan tersebut, Gautama bilang, perusahaan harus merogoh kocek sekitar US$ 10 juta. Namun, ia masih belum bisa membeberkan rencana penggunaan lahan tersebut. Yang jelas, bila lahan sudah dibeli, eksekusi rencana ekspansi bakal lebih mudah.
Seperti diketahui, saat ini, perusahaan berkode emiten ADMG ini memiliki empat pabrik (plant) di Banten dan Jawa Barat. Selain pabrik ethylene glycol dan EOD di Merak, Banten, perusahaan ini juga memiliki polyester plant di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat. Mereka juga memiliki dua pabrik di Tangerang, yakni polyester plant di Poris Plawad, dan Nylon 6 plant di Jatiuwung.
Bila dilihat dari utilisasi produksi ADMG yang sudah hampir penuh, ekspansi memang perlu dilakukan untuk beberapa jenis produk. Untuk produk drawn texture yarn (DTY), misalnya, dari kapasitas produksi terpasang sebesar 21.600 ton per tahun, kini utilisasinya sudah mencapai 92%.
Utilisasi produksi ethilene glycol juga sudah mencapai 95,6% dari kapasitas produksi terpasang sebesar 216.000 ton per tahun. Bahkan kapasitas produksi polyester staple fiber (PSF) yang sebesar 86.400 ton tiap tahun kini utilisasinya sudah mencapai 100,8%.
Untuk produk EOD, saat ini perusahaan ini tengah merampungkan tahap akhir penambahan kapasitas produksi dari 44.000 ton per tahun menjadi 84.000 ton per tahun. "Bulan lalu, kami sudah trial produksi," ujar Gautama.
Selain membeli lahan baru, tahun depan, Polychem juga akan melakukan perawatan (maintenance) besar-besaran dengan mengganti katalis yang biasa dilakukan setiap tiga tahun sekali.
Direktur Polychem Jusup Sayono bilang, penggantian katalis bisa berdampak positif bagi hasil produksi. "Selain itu juga merupakan bagian efisiensi karena penggunaan bahan baku energi jadi lebih sedikit," ungkapnya. Untuk mengganti katalis, ADMG menyiapkan dana US$ 10 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News