Reporter: Febrina Ratna Iskana, Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempertimbangkan instruksi yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli dalam pengelolaan Blok Masela. Seperti kita tahu, Rizal berpendapat, pembangunan pipa gas dari blok tersebut menuju Pulau Aru bisa lebih efisien dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Sebelumnya, dalam pengelolaan blok ini kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) yakni Inpex Masela Ltd, mengusulkan pembangunan floating liquefied natural gas (FLNG) atawa fasilitas kilang gas alam cair terapung, di lepas pantai atawa offshore.
Dalam hitungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), untuk membangun fasilitas di laut alias offshore, Inpex membutuhkan investasi US$ 14,8 miliar. Sementara untuk membangun fasilitas LNG di darat atau onshore, Inpex membutuhkan dana hingga US$ 19,3 miliar. Namun, dalam hitungan Rizal Ramli, pembangunan pipa gas sepanjang 600 kilometer menuju Pulau Aru investasinya hanya sekitar US$ 15 miliar.
Agar tidak terus menerus menjadi polemik, akhirnya Menteri ESDM Sudirman Said memutuskan agar dua opsi in dikaji oleh konsultan independen. Nah, kemarin ESDM menunjuk konsultan Poten & Partners untuk mengkaji blok minyak dan gas (migas) di Laut Arafuru, Maluku itu.
Poten & Partners bertugas mengkaji dan membandingkan dua skema rencana kerja atau plan of development (PoD) Blok Masela, antara skema investasi darat alias onshore dengan cara membangun pipa seperti usulan Rizal Ramli, dan skema offshore.
Adapun ongkos penunjukkan konsultan ini bakal ditanggung oleh SKK Migas, yakni sebesar Rp 3,8 miliar. Kementerian ESDM memberikan jangka waktu pekerjaan kepada Poten & Partners selama 45 hari.
Informasi saja, Poten & Partners merupakan broker dan konsultan komersial dalam bidang energi dan industri transportasi laut. Perusahaan ini berkantor di tujuh kota yakni Athena, Guangzhou, Houston, London, New York, Perth dan Singapura.
Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto Selasa (10/11) menambahkan, penunjukan Poten lantaran mereka menawarkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan 12 konsultan lain yang ikut dalam proses tender.
Kementerian ESDM berharap dengan adanya pendapat dari konsultan independen tersebut, bisa menghentikan kegaduhan soal rencana investasi di Blok Masela ini. Pasalnya, kontrak Inpex di Masella ini akan berakhir pada 2028 mendatang dan berproduksi 2019.
Dalam hitungan pemerintah, blok ini masih menyimpan cadangan LNC sekitar 10,7 trillion cubbic feet (tcf).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News