Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, Teten juga mendukung pemanfaatan teknologi informasi melalui web based sistem e-commerce platform minaquindonesia.com untuk akselerasi menuju go digital dan go global.
"Sudah sangat tepat sebagai platform yang menjadi gerbang pemasaran global tanaman hias yang selanjutnya akan dikembangkan bagi komoditas agriculture lainnya, yang saat ini sudah dijangkau lebih dari 50 negara di dunia," imbuhnya.
Sebagai informasi, sebelum kerjasama dengan Koperasi Agro Tora Wajasakti, Minaqu Indonesia sudah bermitra dengan koperasi lainnya yaitu Koperasi Pelita Desa (Ciseeng, Bogor), Koperasi Kowinas (Karawang, Subang, Cianjur, Bali, Lombok, Bangka Belitung, Batam, Yogyakarta, dan Solo), serta Koperasi Produsen Maja Flora (Mojokerto, Jawa Timur).
CEO Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata, menjelaskan, untuk memenuhi florikultura dengan standarisasi pasar global, Minaqu Home Nature telah memiliki cabang di beberapa daerah di Indonesia mulai dari Merauke, Makassar, Tomohon, Solok, Padang Panjang, Ungaran, Banyuwangi, Bali, dan masih banyak lagi kota lainnya.
Di samping itu, Minaqu juga membangun kampung-kampung flori berbasis ekspor dengan menggaet petani milenial yang memiliki ketertarikan pasar florikultura.
Baca Juga: BNI salurkan KUR kepada pengekspor tanaman hias
“Kami bekerja sama dengan Provinsi Jawa Barat dengan program Petani Milenial Jabar Juara, ada 580 petani milenial di bisnis florikultura dan Minaqu menjadi offtaker dan pembina dan tenaga ahli,” kata Ade.
Ade mengungkapkan, fokus pasar ekspor potted plant dari Minaqu Home Nature antara lain Jerman, Belanda, Inggris (United Kingdom/UK), Korea Selatan, Kanada, Polandia, Florida, Seattle, California (Amerika Serikat), Belgia, Norwegia, Prancis, Nigeria, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Australia.
"Kami juga sudah mengakuisisi 3 green house di Cyprus menjadi hub Minaqu untuk membanjiri Benua Afrika, Timur Tengah dan Turki,” jelas Ade.
Minaqu pun terus mengembangkan pasar ke wilayah Timur Tengah, Afrika, Kuwait, yang selama ini mereka datangkan tanaman tropis dari Belanda karena Belanda menguasai 40% pasar tanaman global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News