Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan kontrak baru Rp 273,5 miliar hingga Februari 2021. Adapun kontributor utama kontrak baru dari pengerjaan proyek tambang terintegrasi.
Direktur PP Presisi, Benny Pidakso mengungkapkan, realisasi tersebut naik 0,18% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 273 miliar. Dia menyebutkan, realisasi tersebut ditopang pengerjaan proyek hauling road Weda Bay senilai Rp 125 miliar.
"Kami juga mendapatkan proyek rekonstruksi paved shoulder taxiway Bandara Sepinggang dan Tol Sumatra Padang-Sicincin," ujar Benny dalam BRIDanareksa Sekuritas and Indonesia Investment Education (IIE), Selasa (9/3).
Pada periode ini, PP Presisi mencatatkan kontrak baru dari eksternal 91%. Sementara PP Group baru berkontribusi 9%. Benny menegaskan, tahun ini perusahaan memang berupaya untuk meningkatkan perolehan kontrak eksternal. Karenanya, pihaknya berupaya mengincar pekerjaan sebagai main kontraktor dari kontrak eksternal.
Baca Juga: Sektor properti dapat insentif, PP Properti (PPRO) luncurkan produk rumah tapak
Pada Maret ini, perusahaan juga sedang proses negosiasi kontrak untuk pekerjaan pertambangan nikel di Sulawesi Tengah dan pembangunan jalan hauling di Sumatra Selatan. Dari kedua proyek itu, Benny memproyeksikan nilai kontrak mencapai Rp 1 triliun. "Jadi, mungkin di triwulan pertama 2021 kami bisa memenuhi target perolehan kontrak baru," ujar dia.
Untuk tahun ini, anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini membidik kontrak baru sebesar Rp 3,67 triliun. Guna mengejar target tersebut, PP Presisi memburu proyek dari sektor konstruksi dan jasa pertambangan.
Pada sektor pertambangan, PPRE membidik kontrak-kontrak dari jasa pertambangan bauksit di Kalimantan Barat dan juga masuk ke pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: PP Presisi incar peluang dari sektor pertambangan
Dari sisi kinerja, PP Presisi membidik pendapatan sebesar Rp 3,3 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 969 miliar. Adapun target laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih sebesar Rp 65,1 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, hingga kuartal ketiga 2020 pendapatan PPRE tercatat sebesar Rp 1,59 triliun atau turun 28,37% dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,22 triliun. Sementara laba bersih PPRE tercatat Rp 16,29 miliar turun 91,89% dari kuartal ketiga 2020 sebesar Rp 201,08 miliar.
Baca Juga: PP Presisi targetkan sektor pertambangan berkontribusi 20% pada tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News